Eksplorasi.id – PLN Bali memprediksi konsumsi listrik di Pulau Dewata saat Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1938 pada 9 Maret 2016 akan menurun sekitar 40%. Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Bali Gusti Ketut Putra memprediksi penurunan sebesar 40% itu akan terjadi pada saat beban puncak.
“Rata-rata konsumsi listrik saat beban puncak sekitar 800 MW,” ujarnya, Jumat (4/3). Sedangkan beban puncak konsumsi listrik selama ini biasanya terjadi pada pukul 18.00-21.00 Wita dan konsumsi listrik tertinggi terjadi di Kabupaten Badung. “Dengan penurunan konsumsi listrik sebesar 40 persen pada beban puncak itu, berarti akan ada penurunan konsumsi listrik hingga 320 MW,” ujarnya.
Di sisi lain, Gusti Putra menjamin pasokan listrik di Bali saat Nyepi dalam kondisi aman sebesar 1.280 MW dan pihaknya tidak akan melakukan pemadaman listrik bagi masyarakat. “Pemadaman listrik hanya dilakukan untuk lampu penerangan jalan karena jika listrik di rumah tangga dipadamkan tentu bisa merusak alat-alat elektronik,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana mengatakan saat Nyepi rata-rata akan terjadi penurunan emisi gas CO2 (karbondioksida) hingga 20 ribu ton ppm. Emisi CO2, tambah dia, selama ini disumbang oleh asap kendaraan bermotor dari penggunaan bahan bakar minyak, sampah hingga kegiatan pembakaran yang lainnya seperti kegiatan memasak.
Eksplorasi | Bisnis | Aditya