Eksplorasi.id – Pertamina wilayah Sumatera Barat (Sumbar) mencatat terjadi kenaikan konsumsi bahan bakar minyak jenis pertalite sebesar 30 persen sejak diturunkannya harga premium pada awal April 2016.
“Ada kenaikan 30 persen, biasanya sebulan konsumsi pertalite mencapai 1.500 kiloliter, sekarang mendekati 2.000 kiloliter,” kata Sales Eksekutif Retail Rayon VIII Pertamina Adri Angga Aditya di Padang, Senin.
Menurut dia karena selisih harga premium yang tidak terlalu jauh dengan pertalite mendorong warga untuk beralih ke pertalite.
“Saat ini harga premium Rp6.450 per liter sementara pertalite Rp7.100 per liter, jadi hanya selisih Rp650,” ujarnya.
Ia melihat perpindahan tersebut lebih banyak dilakukan pengguna sepeda motor karena membuat mesin lebih baik.
Adri menyebutkan saat ini pertalite sudah dijual di 40 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dari total 110 yang ada.
“Ke depan kami menargetkan 50 persen dari SPBU yang ada di Sumbar menjual pertalite,” kata dia.
Sementara Humas PT Pertamina Marketing Operation Regional I Zainal Abidin menjelaskan pertalite adalah BBM ron 90 yang disiapkan oleh Pertamina, guna memenuhi permintaan konsumen terhadap bahan bakar minyak yang lebih berkualitas dibanding premium namun dengan harga terjangkau.
Menurutnya, BBM jenis pertalite akan membuat tarikan mesin kendaraan lebih enteng serta irit dibandingkan premium.
Salah seorang warga Padang Anton mengaku sejak pertalite diluncurkan dirinya memutuskan beralih ke BBM tersebut karena kualitas yang lebih baik.
“Tarikan mesin lebih baik dan untuk emisi gas buang juga lebih ramah lingkungan, walaupun harga sedikit di atas premium,” ujarnya.
Eksplorasi | Kontan | Aditya