Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi Premium bakal mengalami kenaikan hingga 50 persen saat puncak arus mudik pada H-4 Lebaran atau Sabtu (2/7).
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang dalam siaran pers yang diperoleh di Jakarta, Sabtu (25/06), mengatakan, pada kondisi normal, konsumsi Premium hanya 71.906 kiloliter per hari.
“Namun, pada puncak arus mudik H-4, diperkirakan naik 50 persen menjadi 107.859 kiloliter,” katanya saat mendampingi Menteri ESDM Sudirman Said meninjau kesiapan pasokan dua terminal BBM di Ujung Berung, Bandung dan Cikampek, Karawang, Jabar, Jumat (24/6).
Menurut dia, selama periode H-15 hingga H+15 Lebaran, konsumsi premium diprediksikan naik 15 persen dari 71.906 menjadi 82.496 kiloliter per hari.
Sementara, pada periode sama, konsumsi solar akan turun 12 persen dari 35.173 menjadi 31.118 kiloliter per hari seiring liburnya industri.
“Sedang, kebutuhan BBM di lokasi wisata akan meningkat hingga 20 persen,” katanya.
Kenaikan konsumsi signifikan juga diproyeksikan pada Pertamax yaitu 17 persen menjadi 12.000 kiloliter dan Pertalite naik 43 persen menjadi 10.200 kiloliter per hari.
Pada puncaknya, Pertamax naik 82 persen menjadi 18.500 kiloliter pada H-3 dan Pertalite naik 39 persen menjadi 14.240 kiloliter pada H-5.
Proyeksi kenaikan juga terjadi pada elpiji, yaitu naik sembilan persen dari 20.866 menjadi 22.622 ton per hari.
Pada H-9 sampai H-2, konsumsi elpiji diproyeksikan naik 13 persen menjadi 23.500 ton per hari.
Sementara itu, stok Premium dijaga pada 17 hari, Solar 28 hari, dan Avtur 25 hari, Pertamax 25 hari, Pertalite tujuh hari, dan elpiji 17 hari.
Bambang menambahkan, pihaknya membentuk satgas pemantauan ketersediaan BBM dan elpiji serta mengoperasikan terminal BBM, SPBU, dan SPBBE 24 jam di jalur utama mudik yaitu Pantura, Tengah, dan Selatan Jawa, Banyuwangi, dan Merak.
Selain itu, Pertamina juga mengubah tangki timbun terminal BBM dan SPBU ke Premium dan Pertamax, serta mobil tangki ke Premium.
“Kami juga menyiapkan titik-titik SPBU kantong, ‘contra flow’ bekerja sama dengan kepolisian untuk kendaraan tangki BBM dan elpiji, serta menyediakan 32 titik SPBU transit khusus sepeda motor,” kata Bambang.
Terminal Ujung Berung, yang beroperasi 21 Maret 1987, menerima pasokan BBM dari Cilacap, Jateng, melalui dua jalur pipa yakni Cilacap-Bandung I dengan debit 160 kiloliter/jam dan Cilacap-Bandung II 300 kiloliter/jam.
Ujung Berung memiliki 14 tangki timbun yakni empat Pertamax (17.473 kiloliter), dua Pertalite (12.189 kiloliter), tiga Premium (33.620 kiloliter), tiga Solar (33.058 kiloliter), satu bahan campuran biodiesel (fatty acid methyl ester/FAME) 822 kiloliter, dan satu tangki “filling shed” (797 kiloliter).
Area penyaluran terminal Ujung Berung adalah Bandung Barat, Cianjur, Sukabumi, Subang, dan Purwakarta.
Sedangkan, terminal Cikampek mulai beroperasi 2006 dengan BBM berasal dari Balongan, Indramayu.
Terminal memiliki 12 tangki timbun yakni empat Premium (42.435 kiloliter), tiga Solar (26.085 kiloliter), dua Pertamax (20.287 kiloliter), dua Pertalite (5.228 kiloliter), satu FAME (483 kiloliter).
Area penyaluran adalah Karawang, Bekasi, Purwakarta, dan Subang. (Eksplorasi/Ant/Top)