Eksplorasi.id – Sebanyak tiga aset PLTP milik Chevron Corporation di Indonesia dan Filipina dibeli oleh Star Energy, perusahaan terafilisasi milik PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Star Energy menggelontorkan dana hingga USD 2,3 miliar atau setara Rp 30,59 triliun (kurs Rp 13.300) untuk membeli ketiga aset PLTP tersebut.
Tiga aset PLTP milik Chevron yang dijual kepada Star energy adalah PLTP Gunung Salak di Bogor, Jawa Barat berkapasitas 370 megawatt (MW) dan PLTP Darajat di Kabupaten Garut, Jawa Barat berkapasitas 240 MW.
Sedangkan objek transaksi di Filipina adalah pengambilalihan 40 persen saham aset panas bumi Tiwi-MakBan berkapasitas 326 MW. Dengan demikian, total kapasitas PLTP dalam jual beli ini mencapai 740 MW.
Berdasarkan penelusuran Eksplorasi.id, Star Energy kini menjadi penguasa PLTP terbesar di Indonesia mengalahkan PT Pertamina Geothermal Energi (PGE).
Star Energy membeli aset PLTP milik Chevron tersebut melalui konsorsium, yakni Star Energy Group Holdings, Star Energy Geothermal, AC Energy (Ayala Group) Filipina, dan EGCO dari Thailand.
Di dalam konsorsium, Star Energy memiliki sekitar 68,31 persen saham, AC Energy 19,3 persen, dan EGCO 11,89 persen.
Konsorsium Star Energy dan Chevron meneken share sale and purchease agreement PLTP di Indonesia dan Filipina pada 22 Desember 2016.
Executive Vice President, Upstream, Chevron Corporation Jay Johnson mengatakan, pihaknya menuntaskan perjanjian jual beli PLTP di Filipina dan Indonesia dengan konsorsium Star Energy pada 31 Maret dan dimasukkan ke dalam kinerja perusahaan pada kuartal I-2017.
Sementara, untuk penjualan aset panas bumi Chevron di Filipina paling lambat tuntas pada akhir 2017. Jay menambahkan, Chevron melego sejumlah aset panas buminya ke Star Energy karena sejalan dengan strategi perseroan untuk memaksimalkan nilai bisnis hulu global.
Reporter : Sam