Pada semester I 2024, PT PAM Mineral Tbk (NICL) membukukan peningkatan laba bersih sebesar 13,71% year on year (yoy) menjadi senilai Rp73,5 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp64,7 miliar.
Laba usaha perusahaan pertambangan nikel ini juga meningkat 1,25% (yoy) menjadi senilai Rp87,8 miliar pada semester I 2024 dibandingkan periode sama tahun 2023 senilai 86,7 miliar.
Kata Direktur Utama NICL Ruddy Tjanaka, meski dari segi omzet penjualan menurun dibandingkan periode tahun sebelumnya, namun dari sisi volume penjualan meningkat 4,2 persen (yoy) dari 679.066 metrik ton (MT) menjadi 707.597 MT.
“Pada semester I 2024, penjualan perseroan turun 11,95% (yoy) menjadi senilai Rp419 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yaitu senilai Rp476 miliar, yang disebabkan karena harga rata-rata nikel lebih rendah dibandingkan dengan harga rata-rata nikel pada periode yang sama tahun 2023,” ujarnya, Jumat (26/7).
Dari sisi neraca, perseroan membukukan total aset yang meningkat 7,22% (yoy) dari sebelumnya Rp856, 8 miliar per 31 Desember 2023 menjadi senilai Rp918,7 miliar per 30 Juni 2024. Jika dibandingkan posisi neraca serta pertumbuhan ekuitas sebesar 4,88% (yoy) dari Rp745,4 miliar menjadi senilai Rp781,8miliar dari posisi ekuitas per 31 Desember 2023.
Pada 2024, perseroan menargetkan produksi nikel sebesar 2,6 juta MT atau meningkat 41% (yoy) dari realisasi produksi pada 2023 sebesar 1,85 MT, target produksi ini juga untuk bijih nikel kadar Ni 1,30 sampai 1,50%. “Peningkatan target produksi ini didasari dengan adanya permintaan market yang semakin meningkat, karena semakin banyak smelter yang beroperasi,” ujar Ruddy.
Diketahui, saat ini perseroan telah mendapatkan persetujuan RKAB periode 2024 sampai 2026 dengan total volume penjualan yang telah disetujui sebesar 7,8 juta WMT.