Eksplorasi.id – Sebanyak 8 wilayah kerja (blok) migas yang dilelang Kementerian ESDM pada tahun 2015 tak laku, tidak ada perusahaan migas yang mau menggarapnya. Harga minyak yang rendah dan tawaran yang kurang menarik dari pemerintah membuat blok-blok tersebut kurang ekonomis untuk dikembangkan.
Bila hal ini terus berlangsung, produksi minyak dan gas Indonesia bakal anjlok dalam beberapa tahun mendatang, karena tidak ada penemuan sumber-sumber migas baru.
Untuk menarik minat para investor, Kementerian ESDM berjanji menyiapkan insentif kejutan. Insentif dijanjikan akan dikeluarkan sebelum Agustus.
“Suasananya lagi nggak bagus. Sekarang baru pengumuman lelang (blok migas tahun 2016), nanti ada kejutanlah sebelum pendaftaran (peserta lelang) berakhir pada Agustus-September,” kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, saat ditemui di Kementerian ESDM.
Diharapkan lelang blok migas tahun ini tak lagi sepi peminat, dengan adanya insentif-insentif yang akan ditawarkan pemerintah. Namun, Wiratmaja belum mau membocorkan apa saja insentif ‘kejutan’ yang disiapkan. “Kita siapkan insentif-insentif supaya tidak sepi peminat, lagi dalam pembahasan,” ucapnya.
Sebagai informasi, Pada 10 September 2015, pemerintah menawarkan 2 wilayah kerja (blok) baru migas melalui lelang Penawaran Langsung, yaitu Blok West Berau (Offshore Papua Barat) dan Blok Southwest Bengara (daratan Kalimantan Timur).
Tetapi sampai dengan batas akhir pemasukan lelang penawaran langsung pada 26 Oktober 2015, tidak ada peserta lelang pada Blok West Berau dan Southwest Bengara, meskipun ada peminat yang mengakses data dan Bid Document.
Selain 2 blok itu, ada 6 blok baru migas ditawarkan oleh ESDM melalui lelang reguler, yaitu Blok Rupat Labuhan (Offshore Riau & Sumatera Utara), Nibung (Onshore Riau & Jambi), West Asri (Offshore Lampung), Oti (Offshore Kalimantan Timur), North Adang (Offshore Kalimantan Timur), dan Kasuri II (Onshore Papua).
Eksplorasi | Aditya