• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Senin, Juni 23, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Libatkan Keluarga Wapres, CERI Desak Proyek Terminal LNG di Banten Diusut

by Eksplorasi.id
7 Oktober 2016
in BERITA
2
Pertamina Teken Production Sharing Contract Blok East Natuna September

Kantor Pertamina. | Foto : Istimewa.

0
SHARES
261
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman meminta aparat penegak hukum untuk menyelidiki adanya dugaan ‘kongkalikong’ dalam proyek LNG Receiving Terminal di Bojonegara, Banten.

Ilustrasi Pertamina | Foto : Istimewa
Ilustrasi Pertamina | Foto : Istimewa

 

Direktur PT Bumi Sarana Migas Solihin Jusuf Kalla (kiri) dan Direktur EBT Pertamina Yenni Andayani (tengah) bersama Dirut Pertamina Dwi Soetjipto (kanan), usai penandatanganan HoA antara PT Pertamina bersama PT BSM yang berlangsung di Executive Lounge Kantor Pusat Pertamina pada 1 April 2015. (Foto: Pertamina)

“Diduga ada intervensi dalam proyek yang digarap oleh PT Bumi Sarana Migas (BSM). Perusahaan itu dimiliki keluarga yang kini menjabat sebagai orang nomor dua di republik ini, yakni Jusuf Kalla. Diduga ada intervensi hingga perusahaan itu bisa bermitra dengan PT Pertamina (Persero),” kata Yusri di Jakarta, Rabu (6/4).

Dia mengungkapkan, diduga PT BSM hanya bermodalkan uji kelayakan (feasibility study/ FS) untuk bisa bermitra dengan Pertamina. Menurut Yusri, Terminal LNG Banten diproyeksikan siap memenuhi kebutuhan LNG di kawasan Jawa Barat dan sekitarnya.

“Pertamina dengan mudahnya menjalin kontrak dengan PT BSM. Kongkalikong sahabat lama sangat jelas terbaca. Faktanya, PT BSM masih tergolong perusahaan kemarin sore, yang usianya belum genap dua tahun sejak berdiri pada Juli 2014,” jelas dia.

Fatimah Kalla. (Foto: Bisnis.com)

Yusri menambahkan, PT BSM didirikan di Sulawesi Selatan dan ‘hanya’ bermodal awal Rp 40 miliar, dengan spesifikasi usaha di bidang ketenagalistrikan.

“Meskipun perusahaan baru, tapi jajaran direksi dan komisaris BSM merupakan sosok yang sudah akrab di telinga publik. Sebut saja Fatimah Kalla, Solihin Jusuf Kalla, dan Farida Kalla,” ujarnya.

Solihin Jusuf Kalla. (Foto: Twitter)

Dia menjelaskan, PT BSM kemudian menugaskan PT Nusantara Gas Services (NGS), sebuah perusahaan modal asing, sebagai operator Terminal LNG Bojonegara.

“PT NGS juga ternyata di dalamnya bukan orang baru. Sebut saja nama Achmad Faisal, orang lama di Pertamina, yang didapuk sebagai direktur didampingi Solihin Jusuf Kalla yang duduk di kursi komisaris utama. Lalu ada pula nama Ari Hernanto Soemarno, mantan dirut Pertamina sekaligus kolega Ahmad Faisal, yang duduk sebagai komisaris,” kata Yusri.

Ari Hernanto Soemarno. (Foto: Istimewa)

Yusri menilai, ada benang merah kenapa Pertamina dengan mudahnya menjalin kerja sama dengan PT BSM.

“Sesungguhnya hubungan antara Ari Soemarno sewaktu menjadi dirut dan Ahmad Faisal sebagai direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina dengan keluarga Jusuf Kalla sudah lama terjalin di awal proyek konversi minyak tanah ke LPG pada 2006,” ungkap dia.

Hubungan Ari Soemarno dengan Ahmad Faisal, lanjut Yusri, sama halnya hubungan Achmad Kalla dengan Ahmad Faisal yang juga sudah terjalin sejak keduanya masih kuliah di Bandung.

Ahmad Faisal. (Foto: Okezone.com)

Sehingga, imbuhnya, keputusan Pertamina yang bekerja sama dengan PT BSM pada dasarnya sangat berpotensi merugikan Pertamina.

“Namun, karena faktor hubungan mesra dan dugaan intervensi penguasa, kerja sama tersebut akhirnya disepakati,” ujarnya.

Yusri berkomentar, potensi kerugian Pertamina terletak pada aspek jangka panjang, di mana Pertamina menjamin sebagai offtaker sebesar 500 MMscfd untuk masa waktu 25 tahun.

Dengan demikian, terangnya, Pertamina juga harus mempunyai kontrak suplai LNG sebesar 3,75 MTPA dan kontrak penjualan gas ke industri atau PT PLN (Persero), yang juga sebesar 500 MMscfd.

“Faktor lain yang menjadi risiko bagi Pertamina adalah perizinan atas tanah lokasi terminal LNG yang berada di atas lahan PT Golden Key, yang statusnya adalah objek sitaan BPPN. Termasuk rencana pembangunan pipa gas ke pembangkit listrik Muara Tawar yang menjadi kewajiban Pertamina,” terang Yusri.

Wapres M Jusuf Kalla (tengah) bersama Ari Soemarno (kiri) dan Ahmad Faisal di Istana Wapres pada 7 Januari 2009. (Foto: SETWAPRES)

Yusri menyayangkan sikap manajemen Pertamina saat ini yang ternyata masih dibelenggu oleh tangan-tangan penguasa.

Prosedur bisnis Pertamina terkesan serampangan, karena tidak lagi mematuhi tahapan-tahapan ideal seperti tender, beauty contest, ataupun penunjukan langsung kepada pihak ketiga.

“Jika FS sudah cukup menjadi modal untuk menjalin kerja sama PT BSM dengan Pertamina, seharusnya hal tersebut juga diterapkan kepada pihak lain yang mengusulkan proyek kepada Pertamina,” tegasnya.

Yusri mengatakan, jangan karena keluarga Wapres Jusuf Kalla maka permohonan PT BSM langsung disetujui Pertamina, yang pada akhirnya akan berakibat negatif di hadapan publik.

Sebaliknya, lanjutnya, keluarga Wapres Jusuf Kalla juga arus memberikan contoh yang baik kepada investor lainnya dalam bekerja sama dengan perusahaan BUMN.

Pertamina dan PT BSM pada 1 April 2015, bertempat di Executive Lounge Kantor Pusat Pertamina, telah meneken pokok-pokok perjanjian (head of agreement/ HoA) utilisasi LNG Receiving Terminal Bojonegara.

Penandatangan dilakukan oleh Direktur Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Andayani dan Direktur BSM Solihin Jusuf Kalla yang disaksikan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.

Reporter : Diaz

Tags: Ahmad FaisalAri SoemarnoBantenBojonegaraCERIFarida KallaFatimah KallaJusuf KallaLNGPertaminaPT Bumi Sarana MigasSolihin KallaterminalYusri Usman
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Pertamina Gandeng 3 BUMN untuk Bangun PLTS

Presiden Jokowi Kunjungi PLTS Daruba

Comments 2

  1. Ping-balik: Sempat Diduga Bermasalah, Kalla Group Gandeng Pertamina Garap LNG Terpadu di Banten – Eksplorasi.id
  2. Ping-balik: Sempat Diduga Bermasalah, Proyek LNG Terpadu di Banten Bakal Diteruskan – Eksplorasi.id

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Pakar: Pembentukan ‘Holding’ BUMN Energi Harus Sesuai UUD 1945

Pakar: Pembentukan ‘Holding’ BUMN Energi Harus Sesuai UUD 1945

9 tahun ago
Congo Miner Seeks Arbitration Over Freeport Copper-Mine Sale

Wow…Rugi Bersih Freeport-McMoRan Capai Rp 54,85 Triliun

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • FSRU Lampung Terima 1 Kargo LNG dari Tangguh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Edwin Hidayat Abdullah Ditunjuk Sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gas Terbaru Pertamina Meluncur di Medan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pembangkit Listrik Minihidro di Solok ini Bisa Hasilkan Listrik 12 MW

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In