Lima perusahaan pengolahan bahan baku mineral (smelter) yang diperkirakan akan beroperasi pada 2017 di tiga kabupaten di Kalimantan Selatan akan menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi baru provinsi ini.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalimantan Selatan, Gusti Yasni Iqbal, di Banjarmasin, Selasa, mengatakan bila lima industri smelter tersebut benar-benar beroperasi pada 2017, maka peningkatan nilai ekspor Kalsel bisa mencapai 300 persen.
“Kalau industri smelter tersebut telah beroperasi, ekspor kita akan benar-benar menggeliat karena nilai bahan baku baja tersebut jauh lebih tinggi dibanding batu bara, dan pasarnya juga masih sangat luas,” katanya.
Lima perusahaan yang kini dalam proses pembangunan tersebut terdapat di Kabupaten Tanah Laut dua perusahaan, di Kabupaten Tanah Bumbu dua perusahaan dan sisanya di Kabupaten Kotabaru.
Pada 2016 ini, tambah dia, pertumbuhan nilai maupun volume ekspor Kalsel terus mengalami penurunan, terutama untuk sektor pertambangan batu bara.
“Sampai saat ini, ekspor batu bara masih sulit untuk bangkit, selain karena harga luar negeri yang juga belum bisa terdongkrak, berbagai persoalan dalam negeri juga besar pengaruhnya terhadap kenaikan ekspor tersebut,” katanya.
Salah satu ketentuan yang paling sulit untuk dipenuhi pengusaha adalah eksportir harus lunas membayar royalti, bila batu baranya akan dikirim ke luar.
Ketentuan tersebut, kata dia, sulit untuk dilakukan oleh beberapa perusahaan tambang di Kalsel, utamanya tambang pemegang izin kuasa pertambangan (KP).
Eksplorasi | Antara | Epung