Eksplorasi.id – Direktur Eksekutif Masyarakat Peduli Listrik (MPL) Tomy Radja mempertanyakan kinerja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang mengklaim bahwa pertumbuhan listrik nasional mencapai 8,5 persen pertahun atau tumbuh 5.700 Mega Watt (mw) dalam tiap pertumbuhan ekonomi 6,5 sampai 7 persen.
Namun, setelah ditelusuri MPL kebenaran atas pertumbuhan itu ditengah masyarakat yang menjadi pelanggannya di wilayah Sumatera. Ternyata, fakta yang didapatkan sangat mengejutkan. Betapa tidak ternyata pemutusan listrik secara rutin kerap terjadi.
Pantauan itu kata Tomy, diukur di wilayah Sumatera yang warganya sangat intens menggunakan listrik ketimbang wilayah timur Indonesia. Selain itu populasinya nomor dua setelah pulau Jawa. Ironisnya saat warga aktif membayar dalam bentuk pulsa token seminggu sekali atau sebulan sekali. Namun pemadaman secara bergilir kerap terjadi, bahkan pemadaman terjadi antara 2 sampai 3 kali sehari dengan durasi mati 3 jam sampai 7 jam.
“Ini menggelitik bagi kami untuk mengetahui mengapa peningkatan pertumbuhan listrik itu tidak berkorelasi lurus terhadap berkurangnya durasi byar-pet itu,” ujarnya. Dengan instrumen yang dimiliki PLN, asumsi MPL seharusnya PTPLN tidak akan sulit memasarkan pertumbuhan listrik tersebut. Namun ternyata asumsi itu tidak sepenuhnya benar.
Eksplorasi | Tribunnews | Aditya