Eksplorasi.id – Para pedagang pengecer di Kabupaten Aceh Selatan terpaksa membeli LPG bersubsidi isi 3 Kg dari daerah tetangga Kota Subulussalam untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar itu, meskipun harganya mahal.
Pantauan wartawan di Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Minggu, untuk membedakan tabung LPG 3 Kg yang dipasok oleh agen tunggal penyalur resmi untuk wilayah Aceh Selatan PT HM Nur Nikmat dengan tabung gas yang dipasok dari wilayah Subulussalam tersebut sangat mudah.
Tabung LPG 3 Kg dari Subulussalam tersebut juga memiliki segel penutup warna biru, sehingga jelas berbeda dengan segel penutup tabung milik PT HM Iskandar Nur Nikmat berwarna hijau.
Harga LPG dari Subulussalam mencapai Rp30.000/tabung jauh melambung diatas HET yang ditetapkan Pemkab Aceh Selatan Rp20.500/tabung.
Di segel penutup warna biru tersebut tertulis bahwa tabung LPG 3 Kg tersebut milik UD Safriadi Manik beralamat Jalan Teuku Umar Simpang Nyak Adam Kamil, Subulussalam Utara, Telp 082166505600 dan 0811652500.
Saat wartawan menghubungi ke nomor kontak itu, seorang perempuan yang mengaku pekerja di UD Safriadi Manik, menyatakan tabung LPG 3 Kg bersegel biru tersebut merupakan jatah yang diberikan PT Pertamina (Persero) untuk UD Safriadi Manik yang pendistribusiannya khusus untuk wilayah Pemko Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil.
“Benar, tabung LPG 3 Kg tersebut milik kami (UD Safriadi Manik-red). Tabung tersebut khusus didistribusikan untuk wilayah Kota Subulussalam dan Aceh Singkil, tidak boleh dipasarkan ke luar daerah. Kami tidak mengetahui kenapa tabung LPG tersebut bisa sampai beredar ke Aceh Selatan,” kata perempuan tersebut saat dihubungi.
Manager PT HM Iskandar Nur Nikmat, Iskandar, saat dimintai tanggapannya terkait maraknya beredar tabung LPG 3 Kg asal luar daerah di wilayah Aceh Selatan, memilih diam atau menolak memberikan komentar.
Sementara, Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Setdakab Aceh Selatan, Fujianto SSTP, mengakui bahwa sejak beberapa bulan terakhir tabung LPG 3 Kg asal luar daerah seperti dari Medan, Sumatera Utara dan Subulussalam marak beredar di beberapa kecamatan dalam wilayah Aceh Selatan.
“Tabung yang dipasok dari luar daerah itu sangat mudah ditandai yakni segel penutupnya warna biru. Biasanya tabung dari luar daerah itu dijual oleh pedagang diatas harga HET yakni mencapai Rp30.000/tabung,” aku Fujianto.
Sejauh ini, sambung Fujianto, pihaknya belum mengambil tindakan untuk menertibkan maraknya penjualan LPG dari luar daerah yang dijual ke masyarakat dengan harga mencapai Rp30.000/tabung.
Sebab, menurutnya yang berwenang menertibkan hal itu adalah PT Pertamina melalui agen penyalur resminya di Aceh Selatan PT HM Iskandar Nur Nikmat.
“Seharusnya mereka yang berhak memprotes terkait maraknya penjualan tabung LPG dari luar daerah, sebab yang merasakan dampak langsung dari keputusan tersebut adalah mereka. Namun sejauh ini kami belum mendapat laporan ada aksi protes yang dilayangkan oleh PT HM Iskandar Nur Nikmat,” katanya.
Eksplorasi | Aditya | Antara