Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) pada semester pertama 2016 memiliki utang yang mesti segera dibayar alias liabilitas sebesar USD 26,08 miliar atau setara Rp 337,35 triliun (kurs Rp 12.933).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, hingga 30 Juni 2016, utang tersebut terdiri atas utang jangka pendek USD 8,62 miliar (Rp 111,46 triliun) dan utang jangka panjang USD 17,47 miliar (Rp 225,89 triliun).
Jika dilihat dari rasio antara utang dan aset, maka rasio utang Pertamina terhadap aset mencapai 55,55 persen. Saat ini, Pertamina memiliki total aset senilai USD 46,95 miliar (Rp 607,21 triliun), terdiri atas aset lancar USD 15,81 miliar (Rp 204,50 triliun) dan aset tidak lancar USD 31,14 miliar (Rp 402,71 triliun).
Utang pada periode 30 Juni tersebut naik tipis dibanding periode 31 Desember 2015. Pada periode ini, total utang BUMN migas pelat merah tersebut sebesar USD 26,04 miliar (Rp 336,84 triliun). Terdiri atas utang jangka pendek USD 8,55 miliar (Rp 110,54 triliun) dan utang jangka panjang USD 17,50 miliar (Rp 226,30 triliun).
Sementara, total aset Pertamina pada 31 Desember tahun lalu tercatat USD 45,52 miliar (Rp 588,72 triliun). Rinciannya, aset lancar USD 14,33 miliar (Rp 185,33 triliun) dan aset tidak lancar USD 31,19 miliar (Rp 403,39 triliun).
Reporter : Ponco Sulaksono