• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Minggu, Juni 1, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Mantan Pejabat SKK Migas Tolak Usulan ‘Split’ Kontraktor Diperbesar

by Eksplorasi.id
15 Juni 2016
in BERITA
0
Mantan Pejabat SKK Migas Tolak Usulan ‘Split’ Kontraktor Diperbesar

Gde Pradnyana. (Foto: Istimewa)

0
SHARES
102
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Mantan Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana tidak sepakat dengan usulan Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto, terkait pemberian insentif kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas mengenai besaran bagi hasil (split) dengan komposisi 51:49.

Usulan Djoko tersebut dilontarkan agar tidak terjadi gelombang PHK massal di sektor migas dan menggenjot produksi migas nasional. Gde Pradnyana mengatakan, dampak dari perubahan split baru akan dirasakan 10 hingga 20 tahun yang akan datang.

“Kemudian, apakah betul kita harus terus menggenjot produksi disaat negara lain (sesama net importer) mengurangi produksinya? Faktor terbesar yang menentukan besarnya penerimaan negara bukan pada volume produksi (yang berkaitan dengan split) tetapi pada harga,” kata Gde Pradnyana kepada Eksplorasi.id melalui pesan tertulis yang dikirim via WhatsApp Messenger, Rabu (15/6).

Gde Pradnyana mengungkapkan, menggenjot produksi pada saat harga rendah akan ‘menghabisi’ penerimaan negara, karena jumlah cost recovery tidak turun, harga baja tidak turun, dan sebagainya.

“Jika penerimaan negara yang sudah menurun ini masih dibebani lagi dengan memperbesar split buat kontraktor, artinya penerimaan negara bakal makin mengecil dan bukan tidak mungkin malah jadi nol, karena dipakai mensubsidi penerimaan kontraktor,” ungkap penulis buku Nasionalisme Migas, ini.

Gde Pradnyana pun mempertanyakan soal sikap dari Ditjen Migas Kementerian ESDM yang malah menunggu usulan dari pihak SKK Migas dan KKKS terkait insentif. “Semestinya yang memikirkan soal fiskal hulu, seperti split, DMO, dan sebagainya adalah direktur Hulu Migas dan Ditjen Migas,” jelas mantan Deputi Pengendalian Operasi BP Migas, ini.

Baca juga: http://eksplorasi.id/genjot-produksi-migas-dan-cegah-phk-massal-ini-usul-direktur-hulu-migas/

 

Menurut Gde Pradnyana, selama ini jumlah cost recovery tidak mengalami banyak perubahan, sementara penerimaan negara terus merosot drastis. “Itu dengan split 85:15. Kalau split dijadikan 51:49 maka habis itu penerimaan negara. Kalau sudah demikian, apa artinya punya produksi kalau pemerintah tidak dapat apa-apa,” ujar dia.

Tabel investasi wilayah kerja produksi. (Sumber: SKK Migas)

Gde Pradnyana berpendapat, insentif terpenting buat kontraktor bukan soal split, tapi fair price.Dia menambahkan, semestinya yang dilakukan adalah memperpanjang DMO holiday, kemudahan perizinan, kecepatan proses persetujuan, memangkan birokrasi antara SKK Migas dengan Kementerian ESDM (jangan double process), menghapus pajak pada kegiatan eksplorasi, revisi PP No 79 (agar insentif fiskal seperti investment credit dan lainnya) dapat diterapkan lagi.

“Guna menggairahkan industri penunjang, yang berarti juga untuk menggerakan roda perekonomian, maka kaitkan pemberian insentif dengan pembelanjaan cost recovery, misal interest cost recovery hanya diberikan terhadap barang dan jasa produksi dalam negeri, dan sebagainya,” kata dia.

dyerware.com
Tabel perbandingan cost recovery dengan penerimaan negara. (Sumber: SKK Migas)

Gde Pradnyana mengingatkan bahwa pada saat ini yang mempertahankan produksinya adalah negara-negara produsen (eksportir) minyak, karena mereka takut kehilangan pasar kalau produksi mereka kurangi. “Sedangkan kita adalah negara importir. Kebijakannya semestinya beda dengan negara eksportir,” terang dia.

Di satu sisi, data dari SKK Migas menunjukkan bahwa investasi kontraktor yang berada pada tahap produksi mencapai USD 15,1 miliar pada 2015 atau turun 22 persen dibandingkan dengan realisasi investasi 2014.

Tren yang sama juga ditemukan pada kontraktor migas yang berada pada tahapan eksplorasi. Nilai investasi mereka pada 2015 hanya sebesar USD 0,52 miliar atau turun 53 persen dibandingkan dengan realisasi investasi 2014.

Rendahnya harga minyak dan lesunya investasi tentu memiliki dampak ke berbagai aspek. Mengutip data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2016, dana bagi hasil untuk wilayah produsen minyak pun anjlok dari Rp 42,91 triliun pada 2014 menjadi Rp 14,09 triliun pada 2015.

Selain menggerus penerimaan negara, kondisi ini juga membuat upaya-upaya menemukan cadangan migas baru demi ketahanan energi masa depan terhambat. Penawaran delapan blok migas di akhir 2015 yang dilakukan pemerintah gagal mendapatkan pemenang.

Tidak hanya itu, kegiatan di wilayah kerja eksplorasi yang sudah memiliki kontraktor pun banyak yang tidak berjalan. Selain mengancam ketersediaan energi migas di masa depan, menurunnya kegiatan kontraktor ini juga berdampak pada sektor lain yang selama ini ikut merasakan berkah dari kehadiran industri hulu migas.

Eksplorasi | Heri

Tags: Djoko SiswantoGde PradnyanakontraktormigasSplit
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Pemerintah Diminta Tegas Soal Harga Solar

Pemerintah Diminta Tegas Soal Harga Solar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Bupati Purwakarta Instruksikan Awasi Agen Elpiji ‘Nakal’

Elpiji 3 Kg Batal Naik

9 tahun ago
Menteri Arcandra Bakal Hapus Pajak-Pajak yang Beratkan Kontraktor Migas

Wamen Archandra: Kontrak Lapangan West Seno Tetap Berakhir 2020

6 tahun ago

Sering Dibaca

  • Santos Reports $1.1 Billion Loss on Gladstone LNG Writedown

    Santos Jual Hal Kelola Blok Northwest Natuna ke AWE Holdings

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Dia, Sumber Daya Alam Unggulan 11 Negara ASEAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Riset Geomarin 3 Lakukan Survei Gas Biogenik di Bali dan Lombok

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikut Berperan Atas Pembubaran Petral, Totok Nugroho Kini Jabat SVP ISC Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In