Eksplorasi.id – PT PLN (Persero) ternyata diketahui menempatkan dana cadangan pada Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura sebesar 73,3 miliar yen (ekuivalen Rp 8,7 triliun) dan USD 44,4 juta (ekuivalen Rp 592 miliar) pada 31 Maret 2017.
Secara keseluruhan, total dana cadangan yang ditempat perseroan pada periode tersebut mencapai ekuivalen Rp 9,3 triliun. Sebelumnya pada 31 Desember tahun lalu, perseroan juga telah menempattkan dana serupa sebesar 58,9 miliar yen dan USD 44,9 juta untuk memenuhi persyaratan Financial Lease Agreement (FLA).
Di sisi lain, berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2017, ada sejumlah pekerjaan dalam pelaksanaan sehubungan dengan pembangunan dan renovasi/ perbaikan sarana kelistrikan. Total nilainya mencapai Rp 107,4 triliun.
Rinciannya, proyek penugasan (program percepatan) untuk pembangkitan sebesar Rp 10,2 triliun, dan transmisi Rp 6,7 triliun. Program percepatan (fast track program) merupakan proyek yang ditugaskan pemerintah kepada PLN.
Pekerjaan dalam pelaksanaan program percepatan termasuk pembayaran uang muka kepada kontraktor, biaya pinjaman serta pengeluaran lain yang dikapitalisasi.
Program percepatan pekerjaan dalam pelaksanaan pembangkitan terutama merupakan PLTU 1 Kalimantan Barat – Parit Baru 2×50 MW, dan PLTU Gorontalo – Anggrek 2 x 25 MW.
Sementara program percepatan pekerjaan dalam pelaksanaan transmisi terutama terdiri dari proyek Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV New Rawalo (Kesugihan), Underground Cable (UGC) 150 kV Gunung Sahari – Kemayoran – Paket 1, dan Gardu Induk 150 kV Bekasi Utara.
Kemudian, perseroan juga melakukan pekerjaan konstruksi rutin yang mencapai Rp 90,4 triliun, terdiri atas pembangkitan Rp 30,9 triliun, transmisi Rp 52,5 triliun, distribusi Rp 6 triliun, dan perlengkapan Rp 982,7 miliar.
Pekerjaan dalam pelaksanaan pembangkitan yang masuk kategori konstruksi rutin terutama merupakan PLTU Takalar 2 x 100 MW, PLTA Peusangan 2 x 88 MW, PLTU 3 Kalimantan Barat – Site Bengkayang 2 x 50 MW dan PLTGU Grati Peaker 1 x 450 MW.
Lalu, pekerjaan dalam pelaksanaan transmisi terutama merupakan proyek jaringan transmisi T/L 500 kV Jawa – Bali, T/L 150 kV untuk luar Jawa – Bali, proyek gardu induk 150 kV serta proyek interkoneksi jaringan.
Berikutnya, pekerjaan dalam pelaksanaan distribusi terutama merupakan proyek jaringan distribusi tegangan menengah dan rendah 20 kV serta proyek gardu distribusi.
Selanjutnya, perlengkapan pekerjaan dalam pelaksanaan termasuk materi dan perlengkapan khusus yang digunakan untuk menunjang fungsi pembangkitan dan distribusi listrik.
Pekerjaan dalam pelaksanaan ini diperkirakan selesai antara 2017 dan 2019. Pada 31 Maret 2017, estimasi persentase jumlah tercatat pekerjaan dalam pelaksanaan perusahaan terhadap nilai kontrak adalah sebagai berikut:
- PLTU Takalar (2 x 100 MW) — Rp 3 triliun — (76 persen)
- PLTA Peusangan (2 x 88 MW) — Rp 2,5 triliun (66 persen)
- PLTU PANGKALAN SUSU Unit 3 & 4 (2 x 200 MW) — Rp 2 triliun (52 persen)
- PLTGU Grati Peaker (1 x 450 MW) — Rp 1,9 triliun (49 persen)
- PLTU 1 Kalimantantan Barat – Parit Baru (2 x 50 MW) — Rp 1, triliun (86 persen)
- PLTU 3 Kalimantan Barat Site Bengkayang (2 x 50 MW) — Rp 1,7 triliun (83 persen)
- PLTU Gorontalo – Anggrek (2 x 25 MW) — Rp 1,2 triliun (54 persen)
- PLTU 2 Kalimantan Barat – Bengkayang (2 x 27,5 MW) — Rp 763,5 miliar (81 persen)
- PLTU Sampit (2 x25 MW) — Rp 528,4 miliar (34 persen)
- PLTU SINTANG (3 x7 MW) — Rp 399,5 miliar (80 persen)
- Transmisi lainnya/Various transmission line — Rp 59,2 triliun (2 persen-98 persen)
- Pembangkitan lainnya — Rp 25,2 triliun (2 persen-98 persen)
- Lainnya — Rp 7 triliun (2 persen-98 persen)
Reporter : Sam