Eksplorasi.id – Pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi memerkirakan program pembangunan pembangkit listrik berdaya 35 ribu MW bakal tidak selesai sesuai target pada 2019-2020.
“Dengan capaian yang masih rendah yakni hanya sekitar satu persen sampai awal 2016, saya pesimistis penyelesaian proyek 35.000 MW bisa dicapai sesuai target pada 2019-2020,” katanya di Jakarta, ditulis Rabu (31/8).
Apalagi, lanjutnya, dengan adanya sejumlah kasus tender pembangkit 35.000 MW yang bermasalah seperti PLTU Jawa 5, PLTGU Jawa 1, PLTU Sumsel 9 dan 10, serta PLTU Jawa 7 bisa berdampak mundurnya penyelesaian program nasional tersebut tepat waktu.
“Pengulangan dan pengunduran tender pembangkit-pembangkit itu mengindikasi ketidakmampuan PLN dalam memberikan kepastian kepada investor,” ujarnya.
Menurut mantan Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas tersebut, PT PLN (Persero) harus bekerja keras dan lebih fokus dengan melakukan terobosan-terobosan agar bisa mempercepat proyek 35 ribu MW.
Salah satu upaya mempercepat proyek adalah mengintegrasikan antara pasokan energi primer dan permintaan listrik. Dia menjelaskan, PLN tidak perlu mengubah target, tetapi melakukan percepatan.
Caranya dengan mengintegrasikan pembangunan PLTU, PLTGU, dan PLTP dengan pembangunan infrastruktur pasokan energinya. “Tanpa integrasi jangan harap target PLN akan tercapai,” kata peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM itu.
Upaya integrasi itu, lanjutnya, akan memberikan kepastian kepada investor untuk masuk dalam program pembangunan 35 ribu MW. Fahmy menambahkan, kalau mendasarkan hanya pada kebutuhan listrik di seluruh Indonesia, maka program 35 ribu MW memang sudah tepat.
“Kebutuhan listrik tersebut selain meningkatkan jangkauan listrik di seluruh Indonesia, juga dibutuhkan bagi pengembangan industri mencapai pertumbuhan ekonomi di atas enam persen,” katanya.
Program 35 ribu MW mencakup 109 proyek yang terdiri atas 35 pembangkit dikerjakan PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek oleh swasta (independent power producer/IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW.
Berdasarkan data PLN hingga kuartal pertama 2016, kapasitas pembangkit yang sudah dibangun 397 MW atau masih 1,1 persen dari total target 35.000 MW.
Lalu, tahap konstruksi mencapai 3.862 MW atau 10,9 persen, perencanaan 12.226,8 MW atau 34,4 persen, pengadaan 8.377,7 MW atau 23,6 persen, dan kontrak jual beli (power purchase agreement/PPA) 10.941 MW atau 30,8 persen. Demikian pula, PLN baru membangun 2.712 km transmisi dari target 46.597 km pada periode sama.
Reporter : Ponco Sulakono