• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Senin, Juli 21, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Mengawal Penyelesaian Polemik Proyek Blok Masela

by Diaz Aditya
10 Juli 2016
in BERITA
0
ESDM Target Rampungkan Amendemen Kontrak Tambang

Kantor Kementerian ESDM. | Foto : Istimewa.

0
SHARES
44
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Polemik perebutan lahan pengembangan proyek kilang darat gas dari Blok Masela antar dua Kabupaten di Maluku berlanjut di tingkat yang lebih tinggi. Dua kementerian ikut berselisih paham mengenai penyelesaian perebutan lahan lokasi proyek ini.

Pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang ingin menjadi fasilitator untuk menyelesaikan permasalahan ini mendapat kritikan dari Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman. Tenaga Ahli Bidang Energi Kemenko Kemaritiman Haposan Napitupulu mengatakan Kementerian ESDM terkesan ingin menyelesaikan permasalahan ini sendirian, tanpa melibatkan kementerian dan lembaga (K/L) lain.

Padahal, untuk merumuskan konsep pengembangan Blok Masela dan perekonomian wilayah sekitarnya, perlu pendiskusian dan kajian yang melibatkan banyak K/L. Selain itu harus juga melibatkan masyarakat setempat dan investor pengembangnya. Ini penting, agar keputusan yang dibuat bisa tepat dan tidak ditunggangi kepentingan segelintir orang.

“Seharusnya Menteri ESDM, Dirjen Migas, dan Inpex berkoordinasi dengan K/L lain dalam menyusun Plan of Development (rencana pengembangan lapangan), termasuk pemilihan lahan dan sebagainya,” kata Haposan.

Haposan mengakui hingga saat ini pihaknya memang belum melakukan kajian mengenai lokasi lahan yang akan digunakan dalam pengembangan proyek gas Masela. Namun jika diperlukan, kementeriannya siap melakukan kajian untuk memberikan rekomendasi dan masukan dalam pengambilan keputusan.

Menyikapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli tidak mau banyak berkomentar. Dia hanya mengatakan penentuan lahan dapat diselesaikan, jika waktunya sudah tepat. “Nanti tunggu saja waktunya,” ujar Rizal kepada Katadata usai jumpa pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (30/6). (Baca: Kisruh Listrik 35 GW, Rizal Kembali “Kepret” JK dan Sudirman)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sempat menyatakan ada dua kabupaten yang berebut lokasi pembangunan kilang gas Masela. Dua kabupaten ini adalah Maluku Barat Daya dan Maluku Tenggara Barat.

Kedua kabupaten ini menganggap daerahnya yang paling dekat dengan sumber gas di Lapagan Abadi Blok Masela yang akan dikembangkan. Makanya, mereka berebut agar lokasi kilang gasnya dibangun di daerahnya. Permasalahan ini mengundang perhatian Menteri ESDM Sudirman Said.

Sudirman mengatakan pihaknya ingin menjadi fasilitator untuk menengahi dan menyelesaikan permasalahan dua kabupaten ini. Dia tidak ingin keputusan pengembangan Blok Masela dengan skema darat (OLNG) malah menimbulkan masalah baru.

“Kami mengharapkan masyarakat di Maluku yang menyepakati. Jangan keputusan yang sudah menjadi satu kejelasan, malah bikin konflik,” kata Sudirman.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan sebenarnya ada tujuh pulau yang menjadi opsi untuk lokasi pembangunan kilang darat Blok Masela. Dua pulau berada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, yakni Pulau Selaru dan Yamdena.

Sedangkan dua lainnya di Kabupaten Maluku Barat Daya, yaitu Pulau Babar dan Masela. Ada juga Pulau Aru di Kabupaten Kepulauan Aru. “Kemudian ada dua lagi pulau kecil-kecil,” kata Amien.

Untuk menentukan lokasi yang tepat, ada tiga hal yang akan menjadi pertimbangan. Pertama, kebutuhan lahan untuk kilang darat minimal 600 hektare. Kedua, dari segi teknis, lahan tidak terganggu siklus angin musiman agar tidak menghambat aktivitas operasional kilang.

“Dari sisi teknis harus dilihat mana yang memungkinkan. Kalau ada satu pulau lagi ada Muson Barat, maka pelabuhan itu harus di sebelah timur. Kalau lagi ada Muson Timur, maka pelabuhan harus di sebelah barat,” kata dia.

Ketiga, penentuan lahan juga harus mengedepankan aspek sosial. Makanya perlu pandangan mengenai hal ini dari pemerintah daerah (pemda) Maluku untuk memberikan rekomendasi lahan yang paling cocok di daerahnya.

Eksplorasi | Aditya

Tags: blokmaselamigas
Diaz Aditya

Diaz Aditya

Next Post
Jual Aset, Chevron Targetkan Pemasukan Rp 39 Triliun

Jual Aset, Chevron Targetkan Pemasukan Rp 39 Triliun

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Peran Swasta Masih Diperlukan, Proyek Pembangkit Listrik Tetap di bawah Kendali Negara

Pengeboran Pertama Saluran Kabel Tegangan Tinggi Bawah Tanah 150 kV di Jakarta Dilakukan

8 tahun ago
Tambang Emas Bombana Hanya Miskinkan Warga Setempat

DPRD Kaltim Bentuk Pansus Investigasi Korban Tambang

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Tewas Tertimbun Bekas Tambang Milik Riau Bara Harum

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Profil Singkat Perusahaan yang Kena Sanksi Daftar Hitam oleh Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikut Berperan Atas Pembubaran Petral, Totok Nugroho Kini Jabat SVP ISC Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Menteri ESDM : Bea Keluar Jangan Jadi Beban Pengusaha Batu Bara 19 Juli 2025
  • Pertamina Rilis Inovasi Digital Pengelolaan Perizinan Berbasis Teknologi Geospasial ArcGIS 19 Juli 2025
  • Indonesia Tegaskan Komitmen Dorong Ekosistem Kekayaan Intelektual Inklusif dan Berkelanjutan 19 Juli 2025
  • Bank Indonesia : Gen Z Pengguna QRIS Terbesar di Indonesia 19 Juli 2025
  • Kantongi Rp97,1 Triliun, Aset KAI Naik Rp44,9 Triliun di Tahun 2024 19 Juli 2025
  • FWD Insurance dukung Peningkatan Literasi dan Penetrasi Asuransi Lewat Edukasi dan Teknologi 18 Juli 2025
  • Polytron Akselerasi Produksi Mobil Listrik di Fasilitas PT Handal Indonesia Motor Purwakarta 18 Juli 2025
  • Sinergi HPE, Equinix, dan AGIT Dorong Ekosistem Digital dan Akselerasi AI di Indonesia 17 Juli 2025
  • Vanda RE Tandatangani Framework Supply Agreement Besar dengan Produsen Baterai CATL 17 Juli 2025
  • ZINC TRAIL RUN Kembali Digelar Dengan Rute yang Seru dan Menantang di Bali 16 Juli 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In