Penggunaan bioetanol sebagai campuran pada bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di Indonesia bisa menekan importasi dan mewujudkan swasembada energi ke depannya. Demikian dikatakan Menteri BUMN Erick Thohir, Rabu (10/7).
“Pemerintah mendorong penggunaan mobil listrik. Makanya didorong juga penggunaan bioetanol ke depan. Saya yakin, tidak hanya pemerintah saat ini, pemerintah ke depan juga menginginkan swasembada energi yang sehat,” kata Erick.
Kata Erick, pemerintahan saat ini dan pemerintahan baru akan terus berupaya menekan importasi BBM. “Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik serta penggunaan bahan bakar dari bioetanol. Tapi kita memang berprinsip bahwa yang namanya impor BBM ini harus dikurangi ke depan. Kita harus swasembada energi,” ucap Erick.
Erick menjelaskan bahwa dalam era digitalisasi saat ini, semakin banyak orang yang akan beralih ke mobil listrik, mengakibatkan berkurangnya jumlah mobil yang menggunakan bahan bakar fosil. Dia juga menyoroti bahwa penggunaan bahan bakar fosil tersebut dapat digantikan dengan bioetanol.
“Ini kan eranya sudah era digitalisasi saya rasa. Dan makin banyak yang nanti memakai mobil listrik, makin sedikit jumlah mobil yang menggunakan BBM. Penggunaan BBM-nya sendiri nanti ada dengan bioetanol,” ucap Erick.
Menurut dia, penggunaan bioetanol dianggap sebagai alternatif yang positif ke depan karena memberikan potensi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta menyumbang pada upaya perlindungan lingkungan dan keberlanjutan energi.
“Nah ini yang kita rasa penggunaan (bioetanol) juga alternatif daripada bioetanol menjadi hal-hal yang saya rasa positif ke depan,” tutup Erick.