Eksplorasi.id – Saat ini banyak trader gas yang secara fungsi tidak jelas. Hal itu diungkapkan Menko Perekonomian Darmin Nasution di Istana Negara, Jakarta, Kamis (29/12).
Dia mengatakan, meskipun trade gas tersebut tidak jelas fungsinya, namun para trader tersebut bisa memeroleh uang yang banyak dari hasil penjualan gas.
“Ini yang kemudian menjadi alasan mahalnya harga gas di dalam negeri. Trader tidak jelas itu mereka yang mendapat alokasi gas lalu menjualnya ke trader lain karena tak punya pipa untuk menyalurkan gas. Ini yang disebut calo. Begitu seterusnya hingga ke pembeli akhir,” kata dia.
Penjelasan Darmin, trader yang benar adalah mereka yang bisa menjadi penghubung antara produsen dengan konsumen. Ini hanya bisa dilakukan oleh trader yang memiliki infrastruktur pipa.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menambahkan, semestinya dalam proses jual beli gas tidak ada trader bertingkat. “Kalau bisa tidak ada trader di tengah. Trader tidak bertingkat. Ke depan, trader baru yang akan mendapatkan alokasi gas maka harus dipastikan terlebih dahulu kepemilikan infrastruktur,” jelas dia.
Sebelumnya Darmin juga pernah berkomentar, praktik percaloan gas harus segera hilang. Dia lalu memerintahkan agar masa transisi diperpendek menjadi hingga 1 Januari 2017. Artinya, tidak boleh ada lagi trader gas bermodal kertas mulai 2017.
Baca juga :
Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 60 perusahaan trader gas di Indonesia, tapi hampir semuanya tak punya infrastruktur, hanya bertindak sebagai calo pemburu rente saja tanpa modal.
Reporter : Inka