Eksplorasi.id – Pemerintah telah alokasikan dana sebesar Rp 441 miliar untuk Program Indonesia Terang (PIT) pada tahun ini di enam provinsi yaitu Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Dengan dana sebesar tersebut 9,4 megawatt (MW) pembangkit listrik dapat dikembangkan.
Hal tersebut seperti yang ditegaskan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said belum lama ini.
Menurut Sudirman, secara keseluruhan PIT akan memerlukan investasi sekitar Rp 100 triliun, dengan harapan 80 persen di antaranya akan dipenuhi oleh investasi korporasi, dan APBN akan menyangga 20 persen dari kebutuhan investasi.
“Untuk itu pembentukan Dana Ketahanan Energi (DKE) menjadi semakin penting dan mendesak,” ujarnya.
Namun, dalam peta ketenagalistrikan, lanjut dia, saat ini masih terdapat 12.659 desa yang belum terlistriki secara memadai.
“Bahkan 2.519 desa di antaranya masih benar benar gelap, tak tersentuh aliran listrik. Dapat dibayangkan desa desa ini pasti terbelakang, tidak dapat menjangkau sumber informasi, akses kesehatan, dan tidak ada kemampuan meningkatkan taraf hidupnya,” ungkapnya.
Menurut Sudirman, begitu listrik masuk ke desa-desa tersebut, maka di samping penerangan, masyarakat akan terbuka aksesnya ke pendidikan, kesehatan, komunikasi, teknologi, dan perbaikan kesejahteraan melalui pembangunan usaha dan perekonomian. “Tak berlebihan jika listrik harus kita tempatkan lebih dari sekedar infratruktur, tetapi pembuka peradaban yang lebih baik,”tutur Sudirman.
Melistriki kabupaten Maybrat dan 12.659 desa lainnya di seluruh tanah air bukanlah pekerjaan biasa, atau proyek semata. Program Indonesia Terang adalah sebuah gerakan (movement) yang memerlukan dukungan dari seluruh stakeholders: Pemerintah Pusat, DPR RI, Pemerintah Daerah, DPRD, PLN, bahkan investor.
Eksplorasi | Bisnis | Aditya