Eksplorasi.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengklaim bahwa industri minyak dan gas (migas) telah bebas dari praktik-praktik korupsi.
Dia mengungkapkan ada beberapa persepsi negatif dalam pikiran masyarakat awam ketika memandang industri migas. Di antaranya adalah industri migas sarat dengan korupsi, selalu dikontrol asing dan tertutup.
“Secara masyarakat awam, tiga pikiran utama di industri migas, yang pertama adalah korupsi, kedua dikontrol asing, dan ketiga adalah tertutup. Saya bersyukur, yang nomor satu sudah hilang,” kata Sudirman di Kementerian ESDM, Jumat 22 Juli 2016.
Ia mengatakan, pihaknya yakin saat ini, fenomena korupsi telah hilang, lantaran membaiknya kinerja dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (dirjen migas) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
“Dirjen Migas dan SKK migas sudah baik. Jadi, ketika ada kelulusan sikap pemimpin, ketika stakeholder satu suara, maka keputusan sesulit apapun bisa diambil,” kata mantan bos PT Pindad ini.
Menurutnya, salah satu contoh keberhasilan menghentikan praktik korupsi adalah pembubaran anak usaha PT Pertamina, yakni Pertamina Energy Trading Limiten (Petral), yang dinilai banyak dikuasai oleh pihak ketiga, yakni mafia-mafia migas.
“Petral harus kita apresiasi, itu sebelumnya memang adalah bagian yang dinilai tidak bisa tersentuh, karena mafianya selalu menguasai penguasa. Pada akhirnya, sekarang sudah berjalan damai, selesai, mudah-mudahan bisa selesai,” kata dia.
Selain itu, ia menyampaikan kepada jajarannya untuk memperhatikan peta jalan sektor migas ke depannya yang masih panjang. Sebab, masih banyak tugas berat dan tantangan besar lainnya di sektor migas.
“Yang ingin saya pesankan, jalan kita masih panjang, mari kita terus memperkuat visi misi mengonsolidasi industri,” tutur Sudirman.
Eksplorasi | Aditya