Proyek strategis nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur, dipastikan selesai paling lambat September 2025. Hingga saat ini, progres konstruksi proyek RDMP Balikpapan sudah mencapai 91,6 persen.
Demikian dikatakan Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (13/8).
“Tinggal finishing saja. Progresnya sekarang 91,6 persen,” ujarnya.
Kata Arifin, untuk menuntaskan proyek RDMP terdapat sejumlah tantangan, seperti pandemi COVID-19 beberapa waktu yang lalu, serta terjadi gejolak geopolitik antara Rusia-Ukraina yang memengaruhi rantai pasok sistem logistik.
“Kemudian, antara proyek owner dengan kontraktor. Nanti, mudah-mudahan bisa diselesaikan secara tuntas. Kita minta manajemen PT Pertamina (Persero) untuk bisa mengambil langkah, bagaimana bisa menyelesaikan, sehingga selesai tepat waktu dan tepat kualitas,” jelasnya.
Menteri Arifin memastikan pada September 2025 adalah tenggat waktu terakhir untuk penyelesaian proyek RDMP Balikpapan, karena apabila penyelesaiannya molor akan menimbulkan kerugian.
“Kita tidak mau proyek ini terlambat, sehingga output yang sudah kita targetkan jadi mundur. Kalau additional income, efisiensi bisa kita lakukan. Kalau terlambat kan kita loss,” katanya.
Diketahui, proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi mencapai 7,4 miliar dolar AS, yang sebesar 4,3 miliar dolar AS berasal dari ekuitas dan 3,1 miliar dolar AS diperoleh melalui pinjaman, yang didukung Export Credit Agency (ECA).
Proyek itu akan memperkuat ketahanan energi nasional, karena meningkatkan kapasitas pengolahan kilang sebanyak 100 ribu barel per hari, sehingga kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan menjadi 360 ribu barel per hari.