Eksplorasi.id – Menteri ESDM Ignasius Jonan di hadapan anggota Chief Marketing Officer (CMO) Club atau asosiasi yang berisi direktur Pemasaran, berbagi pengalaman tentang lika liku selama menjabat sebagai orang nomor satu di Kementerian ESDM.
Di awal paparan yang dipandu oleh pakar pemasaran Hermawan Kartajaya, Jonan menceritakan target awal saat kerja di Kementerian ESDM.
Target dia yaitu menjadikan sektor energi sebagai sektor yang efisien, sehingga mampu menjadi sektor dasar atau memacu sektor-sektor yang lain di Indonesia mampu bersaing secara global.
Hulunya tentu energi tersebut mampu terjangkau oleh semua lapisan kalangan masyarakat serta mampu menarik investor dalam dan luar negeri.
“Tugas saya adalah untuk salah satunya itu, membuat sektor ini dikenal oleh masyarakat sebagai sektor yang efisien. Sektor yang menjadi dasar untuk sektor lain untuk berkompetisi secara global,” kata dia di acara yang digelar di di Kementerian ESDM dengan tema Realizing Inclusive Energy in Indonesia: Foundation for Sustainable Economic Growth, Kamis (26/4).
Penjelasan Jonan, berbagai terobosan dilakukan untuk dapat memangkas harga energi di Indonesia menjadi terjangkau baik di masyarakat maupun dunia industri.
“Analoginya jika biaya energi mahal, masyarakat terbebani, industri kurang berdaya saing. Makanya saya pangkas biaya energi,” terang Jonan, seperti dilansir dari situs resmi Kementerian ESDM, Jumat (28/4).
Salah satu sektor energi yang menjadi terobosan Jonan yakni keterjangkauan dan ketersediaan energi ketenagalistrikan di masyarakat.
Menurutnya, salah satu interface yang sangat penting di ketenagalistrikan itu adalah mengubah pola komunikasi penyedia atau dalam hal ini PLN dengan konsumennta.
“Sekarang kami lagi mendorong PLN sebagai operator untuk membuat unit penampung keluhan dan mendorong PLN membayar denda kepada konsumennya. Kalau saya lihat sambungan listrik nya telat atau sering mati dan sebagainya, sekarang ini PLN mau bayar (biaya ganti rugi),” jelas Jonan.
Keterangan Jonan, fluktuasi nilai tukar dolar yang berubah-ubah akan menyebabkan harga energi dasar juga ikut berubah.
Akibatnya pemerintah mengambil kebijakan dengan penyesuaian tarif listrik tiap tiga bulan untuk memastikan harga listrik tetap terjangkau dan memberikan kepastian iklim investasi di Indonesia.
“Bagaimana caranya listrik makin banyak makin tersedia tapi harganya makin terjangkau. saya nggak bilang makin murah. Ini yg menjadi tugas pemerintah Bagaimana Semua orang bisa berlangganan listrik,” jelas dia.
Jonan menjelaskan bahwa salah satu tugas saya dari Presiden adalah membuat pasokan listrik cukup dan harganya terjangkau.
Kementerian ESDM di sektor energi baru terbarukan (EBT), untuk dua tahun ke depan target pemerintah membuat 2.500 desa dengan home solar system untuk empat buah lampu dan satu buah colokan ponsel, serta ada 10 ribu desa lagi yang pelayanan listriknya mencukupi.
Di sektor pertambangan, lanjut dia, pihaknya juga membuat terobosan dengan mendorong pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di mulut tambang.
Terobosan serupa juga sama dengan distribusi gas yaitu dengan pembangunan pembangkit di wellhead atau sumur pengeboran yang kemudian di distribusikan langsung dengan kabel transmisi.
“Kami dorong pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di mulut tambang ataupun langsung di wellhead. Ini semua agar harga listrik jauh lebih murah dan efisien,” ujar dia.
Menteri Jonan juga membahas tentang terobosan terbarunya yaitu diversifikasi BBM ke BBG dengan mewajibkan pemasangan minimal satu dispenser BBG di tiap SPBU.
Pemerintah menargetkan hingga 2019 akan terpasang dispenser gas di 150 lokasi SPBU tersebar di wilayah yang sudah ada infrastruktur gasnya.
Reporter : Sam