Eksplorasi.id – Kementerian ESDM berharap ke depan feed in tariff listrik untuk energi baru terbarukan (EBT) bisa lebih murah dibandikan saat ini. Feed in tariff adalah harga pembelian energi berdasarkan biaya produksi EBT.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, harga energi terbarukan dalam aturan yang berlaku saat ini di Tanah Air terlalu mahal.
Kondisi tersebut sangat ironis dengan sejumlah negara, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Amerika Serikat (AS), di mana harga listrik EBT mereka lebih murah dibandingkan di Indonesia.
“Semua feed in tariff EBT akan di-review. Saya akan minta harganya kompetitif, termasuk panas bumi. Harapan saya bisa bersaing dengan energi fosil. Kalau bilang tidak bisa buktinya di Timur Tengah bisa,” kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (21/12).
Dia menambahkan, pemberian insentif tidak perlu dilakukan untuk bisa dilakukan penurunan tarif. Jonan lebih memilih agar para pelaku usaha yang bekerja di dalamnya mencari cara bagaimana bisa mencapai tarif yang wajar.
Reporter : Samsul