Eksplorasi.id – Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Bali, Menteri ESDM Sudirman Said juga meninjau pembangunan Mini LNG yang terdiri dari FRU (Floating Regassification Unit), Floating Storage dan LNG Carrier di Benoa, akhir pekan lalu.
Pada kesempatan tersebut, Menteri ESDM didampingi Dirjen Migas IGN Wiratmaja dan para pejabat lainnya, berkesempatan menyaksikan FRU. Sedangkan Floating Storage dan LNG Carrier, tengah berada di Bontang untuk dilakukan pengisian.
Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik KESDM, Sujatmiko, fasilitas ini memiliki nilai strategis penting karena beberapa alasan. “Kapasitas LNG Carrier 22.500 m3, LNG Storage 26.000 m3 dan FRU 2 x 25 MMSCFD adalah yang pertama dibangun untuk Indonesia,” ujarnya.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur dan Bali (JBTB) PT PLN (Persero), Amien Subekti menjelaskan, biasanya fasilitas seperti ini besar, ukuran standar cargo biasanya 125.000M3. “Ukuran yang sekarang dibangun di Benoa ini cocok untuk Indonesia yang berbasis kepulauan,” katanya.
Dirinya mengatakan, fasilitas ini sedang dalam tahap pre-commisioning. Comissioning dilakukan selama 2 minggu dari mulai tanggal 7 April 2016. LNG Carrier yang saat ini berada Bontang, diharapkan tanggal 5 sudah akan dilakukan loading dan selanjutnya ke Benoa untuk operasional PLTG.
Sebagai informasi, fasilitas ini merupakan kerjasama antara Indonesia Power (IP) dan Pelindo III dengan total nilai investasi diperkirakan sebesar US$ 150 juta. LNG yang dihasilkan akan melayani PLTDG Pesanggaran sebesar 200 MW sehinga Bali benar-benar terlepas dari penggunaan diesel.
“Manfaat konversi dari BBM ke gas ini juga mengurangi biaya pemeliharaan sebesar 48 Miliar. Nilai itu dari jumlah konsumsi diesel sebanyak 890 KL per hari atau setahun 320.000 KL per tahun dan mengurangi emisi karbon 300.000 ton CO2 per tahun,” tandasnya.
Eksplorasi | Detik | Aditya