Eksplorasi.id – Seluruh direktorat, fungsi, serta anak perusahaan yang di bawah langsung PT Pertamina (Persero) diminta melakukan penghematan biaya operasional (operating expenses/opex) dan belanja modal (capital expenditures/capex).
Hal itu terungkap dalam dokumen surat No 139/C00000/2020-S4 yang salinannya diperoleh Eksplorasi.id. Surat itu diteken langsung oleh Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati pada 6 April lalu.
Surat itu ditujukan langsung kepada 41 unit atau anak usaha yang ada di bawah Pertamina. Rinciannya, kepada direktur Hulu, direktur Pengolahan, direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia, direktur Perencanaan, Investasi dan Manajemen Risiko, direktur Pemasaran Ritel, direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur (LSCI), direktur Pemasaran Korporat, direktur Keuangan, direktur SDM, serta direktur Manajemen Aset.
Kemudian, chief Legal Counsel & Compliance, Corporate Secretary, chief Audit Executive, SVP Integrated Supply Chain, SVP Corporate HSSE, president director (presdir) PT Pertamina EP, presdir PT Pertamina Hulu Indonesia, presdir PT Pertamina Hulu Energi, dan presdir PT Pertamina EP Cepu.
Kemudian, dirut PT Pertamina Geothermal Energy, dirut PT Pertamina Drilling Services Indonesia, direktur PT Pertamina EP Cepu ADK, presdir PT Pertamina Internasional EP, presdir PT Pertamina Retail, presdir PT Pertamina International Shipping, dan dirut PT Pertamina Trans Kontinental.
Berikutnya, presdir PT Pertamina Gas, dirut PT Perusahaan Gas Negara Tbk, dirut PT Nusantara Regas, dirut PT Pertamina Patra Niaga, dirut PT Pertamina Lubricants, managing director PT PIMD, dirut PT Pertamina Bina Medika, dan dirut PT Pertamina Training & Consulting.
Lalu, presdir PT Patra Jasa, presdir PT Pelita Air Service, dirut PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia, dirut PT Pedeve, dirut PT Elnusa, dirut Dana Pensiun Pertamina, serta dirut PPT Energy Trading Co Ltd.
Empat poin jadi alasan utama
Poin penting isi surat itu adalah, setiap direktorat, fungsi, dan anak perusahaan agar mengupayakan penghematan belanja operasional (operational expenses/opex) dan belanja modal (capital expenditure/capex) masing-masing sebesar 30 persen dan 20 persen.
Penghematan dilakukan terkait empat kondisi yang terjadi. Pertama, tren perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang disebabkan penurunan harga minyak dunia yang signifikan.
Kedua, tren penurunan demand BBM. Ketiga, tren pelemahan mata uang rupiah terhadap mata uang asing. Terakhir, adanya pandemi Covid-19 di Indonesia dan di dunia.
“Perlu dilakukan upaya untuk mengamankan kondisi operasional dan keuangan perseroan pada tahun ini dan jangka panjang melalui tindakan strategis jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang,” tulis Nicke dalam suratnya.
Rincian di opex
Isi surat juga menerangkan bahwa penghematan opex minimal 30 persen dengan tetap mengutamakan keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (health, safety, security and environment/HSSE).
Adapun sejumlah upaya yang perlu dilakukan terkait penghematan opex antara lain, mengevaluasi pengadaan jasa dan pembelian material atau perlengkapan sesuai kebutuhan, seluruh direktorat dan anak perusahaan agar melakukan sinergi dan kolaborasi demand untuk mendapatkan economic of scale, sehingga diperoleh efisiensi pengadaan yang maksimal dengan implementasi full cycle dan digital procurement.
Langkah lain, melakukan optimalisasi pemanfaatan dana antar entitas di grup Pertamina melalui notional pooling dalam rangka efisiensi beban bunga pinjaman dan mewajibkan seluruh anak perusahaan atau join venture mengikuti treasury center.
Kemudian, meminimalkan kebutuhan konsultan, perjalanan dinas dilakukan secara selektif dan benar-benar dibutuhkan perusahaan, memaksimalkan penggunaan fasilitas ruang rapat kantor dan teleconference, serta tidak ada lagi acara rapat di luar kantor.
Berikutnya, training dalam dan luar negeri disetop, optimalkan e-learning untuk program pengembangan karyawan, tidak ada lagi acara atau event ceremonial, tidak ada lagi kegiatan sponsorship, serta melakukan efisiensi biaya operasi lainnya.
Rincian di capex
Terkait penghematan capex sebesar 20 persen, langkah spesifik yang perlu dilakukan di direktorat hulu dan anak perusahaan adalah, mengkaji kembali cost and benefit pengeboran sumur baru, tetap beroperasi dengan tingkat produksi eksisting, serta melakukan renegosiasi kontrak dalam dolar Amerika Serikat (AS) atau melakukan pembayaran kontrak dolar AS dengan mata uang rupiah dengan kurs Rp 14.400 per dolar AS jika mata uang rupiah melemah.
Selanjutnya, di direktorat pengolahan, langkah yang harus dilakukan adalah, menurunkan produksi 15 persen. Sementara di direktorat LSCI dan anak perusahaan, melakukan renegosiasi kontrak dalam dolar AS atau melakukan pembayaran kontrak USD dengan mata uang rupiah dengan kurs Rp 14.400 per dolar AS jika mata uang rupiah melemah, serta mengoptimalkan storage agar bisa menampung penambahan impor crude, BBM dan elpiji yang harganya murah.
Sedangkan untuk direktorat pemasaran ritel dan pemasaran korporat dan anak perusahaan, langkah penghematan dilakukan dengan memperkuat strategi marketing, customer engagement, pemberian diskon atau fasilitas kredit untuk konsumen strategis dengan tetap mempertimbangkan kondisi arus kas Pertamina.
Kemudian untuk Integrated Supply Chain, melakukan pembelian impor secara optimal dengan mempertimbangkan faktor harga yang sedang rendah, dan langkah-langkah strategis lainnya yang dipandang perlu dilakukan.
Reporter : HYN