Eksplorasi.id – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menetapkan sejumlah lokasi yang menjadi target pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di provinsi itu.
“Kalau tidak salah, ada sekitar 13 lokasi yang menjadi target pengembangan EBT di NTT. Lokasi ini tersebar di sejumlah kabupaten,” kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Timur, Boni Marasina.
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan daerah-daerah di NTT yang menjadi target pembangunan pusat pembangkit listrik bagi EBT.
Menurut dia, program EBT itu antara lain, pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPb) Atadei di Kabupaten Lembata dengan kepasitas 2×2,5 mw dan PLTPb Sukorio di Kabupaten Ende berkapasitas 2×2,5 mw.
Ada juga rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2×4 mw, PLTU Apoik berkapasitas 4×6 mw dan PLTU Waingapu 2×4 mw.
Selain itu, ada rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) di Kabupaten Ngada dengan kapasitas 60 kw, PLTM Waigaret di Kabupaten Manggarai dengan kapasitas 80 kw dan PLTM Lokomboro di Sumba Barat Daya dengan kapasitas 800 kw.
Program EBT lainnya adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga hibrid (PLTH) Nemberala di Kabupaten Rote Ndao. PLTH ini berkapasitas 147 kw di Pulau Rote, terdiri atas tenaga surya 22 kw, tenaga bayu 90 kw dan tenaga diesel 135 kw.
Untuk Pulau Timor, kata dia, ada program pembangunan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dengan kapasitas 1 mw. Sumber energi listrik dari PLTB ini akan dipasok melalui jaringan Pulau Timor.
“Ini adalah upaya-upaya yang sedang dilakukan pemerintah dalam kerangka mendukung Program Indonesia Terang (PIT),” kata Boni Marasina.
Eksplorasi | Aditya | Antara