Eksplorasi.id – Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Boni Marasina mengemukakan akan mendorong pemerintah pusat agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan potensi panas bumi, guna meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah itu.
“Untuk mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi, maka energi yang bisa digunakan adalah panas bumi, karena daerah ini punya cukup potensi,” kata Boni Marasina di Kupang, Selasa (15/3/2016).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan target pemerintah pusat untuk meningkatkan ratio elektrifikasi menjadi 67 persen pada 2019, dan energi yang bisa dioptimalkan untuk mencapai target elektrifikasi tersebut.
Kementerian ESDM menyatakan 67 persen target ratio elektrifikasi melalui program “Indonesia Terang”, mencakup Kawasan Timur Indonesia yang membentang dari NTB sampai ke Papua.
Rasio elektrifikasi di Provinsi berbasis kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini baru tercatat 54,46 persen.
Padahal, daerah itu memiliki potensi panas bumi yang jika digarap secara optimal mampu memenuhi kebutuhan listrik di daerah itu.
Menurut dia, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi panas bumi sebesar 1.323 megawatt (MW). Potensi ini tersebar di 24 lokasi.
Sebanyak 20 lokasi berada di Pulau Flores dan Lembata, tiga lokasi di Pulau Alor dan satu lokasi di Pulau Timor.
Dari potensi panas bumi yang ada daerah itu, cadangan spekulatif sebesar 357 MW, cadangan hipotetis 353 MW dan cadangan terduga mencapai sekitar 618 megawatt (MW).
Ekpsplorasi | Bisnis | Yudo