Eksplorasi.id – PT Perusahaan Listrik Negara Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, kembali memberlakukan pemadaman bergilir pada malam hari akibat kerusakan mesin pembangkit listrik tenaga diesel yang terjadi sejak Februari 2016.
Menurut Manajer PT PLN Muara Teweh Tato Winarko di Muara Teweh, Sabtu, kerusakan pembangkit itu menyebabkan krisis energi listrik di daerah tersebut berlangsung hingga bulan Ramadhan ini.
“Jadwal pemadaman yang baru ini diberlakukan mulai Jumat (10/6) sampai 21 Juni 2016 mulai sore sampai malam hari dari pukul 16.00- 24.00 WIB,” katanya.
Pemadaman bergilir malam ini dilakukan empat hari sekali atau tiga hari nyala dan satu hari padam, kondisi ini berkurang karena jadwal padam pada siang hari pukul 08.00-17.00 WIB dihapus atau tidak diberlakukan lagi. Pemadaman ini diberlakukan untuk pelanggan di desa dan kecamatan di Muara Teweh.
Menurut Tatok, belum normalnya pasokan listrik karena pemasangan mesin generator dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-Asam, Kalimantan Selatan, masih belum sinkron, yakni dua mesin berkapasitas 2.200 kilowatt (KW) dioperasikan bersamaan dan salah satu mesin padam (trip).
“Sehingga untuk sementara kedua mesin itu dioperasikan secara bergantian sebesar 1.000 KW, guna kedua mesin beroperasi bersamaan diperlukan tambahan trafo pembangkit 6,2/20 kilovolt (KV) dengan daya 1.600 hingga 2.000 KV yang diambil dari PLTD Maburai Tanjung, Kalsel, yang masih beroperasi,” katanya.
Untuk itu, kata dia, harus mematikan dulu mesin PLTD Maburai Tanjung agar trafonya bisa digunakan di Muara Teweh dan pekerjaan pemindahan trafo dari Tanjung hingga beroperasi di Muara Teweh diperlukan waktu 7-10 hari sesuai standar operasi prosedur (SOP).
“Kami berupaya agar pekerjaan dapat selesai secepat mungkin, akan tetapi tetap mengikuti SOP yang berlaku sehingga diharapkan Muara Teweh segera bebas dari pemadaman listrik bergilir,” ujar Tatok.
Di samping itu juga kini sedang menunggu pekerjaan pemeliharaan rutin (overhoul) mesin DAG dengan daya 800 KW. pemeliharaan rutin ini sedang dalam pekerjaan dari kontrak dan masih menunggu material (spare part) dari Jerman. Suku cadang sudah sampai di Indonesia, yaitu di Bea Cukai Jakarta.
“Rencananya 9 Juni 2016 dikirim ke Muara Teweh,” kata dia.
Pihaknya juga berkoordinasi lebih lanjut dengan PLN Wilayah Kalsel dan Kalteng untuk mempercepat penyelesaian pembangunan transmisi Muara Teweh-Buntok, Kabupaten Barito Selatan, dan Ophir Bangkanai dan SKK Migas untuk beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Blok Bangkanai di Desa Karendan Kecamatan Lahei.
Diharapkan saat transmisi selesai pihak Ophir sudah bisa menyuplai gas untuk mengoperasikan PLTMG Bangkanai sehingga krisis listrik di daerah ini segera teratasi.
“Atas krisis listrik yang membuat pemadaman ini kami minta pengertian dan mohon maaf kepada masyarakat, karena target 5 Juni 2016 sudah normal terpaksa tidak bisa dipenuhi akibat kendala teknis,” kata Tatok.
Eksplorasi | Aditya | antara