Eksplorasi.id – Pelaku industri minyak dan gas bumi meminta pemerintah lebih awas untuk dampak tersembunyi dari melemahnya harga minyak. Hal diutarakan lantaran salah satu dampaknya dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia.
“Harga minyak yang rendah akan memperburuk produksi dan prospek eksplorasi di Indonesia yang akan mengancam cadangan migas. Terutama ketika harga minyak naik seiring defisit pasokan minyak hingga 20 juta barel per hari pada 2025,” tutur Senior Research Manager-Southern and South-Eastern Asia, Upstream Oil and Gas, Wood Mackenzie Andrew Harwood, Rabu (11/5).
Sementara itu, anggota dewan IPA, Ronald Gunawan mengungkapkan, dalam lingkungan harga minyak saat ini, perusahaan migas terpaksa mengencangkan ikat pinggang dengan mengurangi investasi. Implikasinya, akan menyebabkan rasio pergantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) menurun.
Pada saat ini tingkat RRR Indonesia masih di bawah 50 persen, dan mengakibatkan selisih antara pasokan dan permintaan akan semakin besar. Apalagi, ke depan produksi migas lebih besar dari pengeboran lepas pantai (offshore) yang biaya produksi jauh lebih mahal dibandingkan pengeboran darat (onshore).
Eksplorasi | Metrotvnews | Aditya