Eksplorasi.id – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memberikan teguran tertulis kepada PT Bumi Suksesindo (BSI) selaku pemegang izin pertambangan emas di Bukit Tumpang Pitu terkait belum selesainya pembangunan enam dam yang disanggupi sesuai dengan dokumen lingkungan.
Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Sabtu (21/8), menjelaskan, PT BSI saat ini baru menyelesaikan pembangunan tiga dam sehingga saat hujan deras yang mengguyur Banyuwangi dalam beberapa hari terakhir, lumpur dan sampah terbawa hingga ke hilir, termasuk ke Sungai Katak yang membawanya hingga ke Pantai Pulau Merah.
“Surat teguran tertulis sudah diterbitkan. Senin depan akan saya antar sendiri ke kantor mereka. Terus terang, hal ini memprihatinkan. BSI harus bertanggung jawab,” kata Azwar Anas.
Pemkab Banyuwangi, katanya, juga mendesak PT BSI untuk mematuhi semua perencanaan yang telah ditetapkan, terutama yang mendesak adalah segera menyelesaikan pembangunan dam untuk menampung air. Anas mengatakan, Pemkab Banyuwangi memberi tenggat waktu kepada BSI untuk menyelesaikan pembangunan tiga dam tersisa dalam tiga bulan ke depan.
“Saat ini, untuk solusi jangka pendek, Pemkab Banyuwangi memerintahkan BSI untuk melakukan normalisasi Sungai Katak. Pokoknya normalisasi harus sampai tuntas. Lumpurnya harus disedot dan dikeruk, juga harus dipasang pengamannya, dan itu tanggung jawab mereka (BSI). Sudah saya perintahkan beberapa hari lalu, dan laporannya sudah jalan. Tapi saya akan cek sendiri hari Senin sambil antarkan surat teguran,” kata Anas.
Sementara Kepala Badan Lingkungan Hidup Banyuwangi Chusnul Khotimah menambahkan di dalam perencanaan, saat volume hujan normal, air dapat ditampung di dalam 40 check dam yang sudah dibangun tiap jarak 60 meter. Namun, dalam kondisi hujan ekstrem atau hujan storm yang terjadi saat ini, diperlukan storm water dam dan kontrol terakhir dengan environmental control dam (ECD).
“ECD itulah yang belum selesai pembangunannya, sehingga kami mendesak dan memberi teguran tertulis ke BSI untuk segera menyelesaikannya,” ujarnya.
Chusnul menyebut, curah hujan di bulan Agustus ini mencapai 200 mm, jauh lebih tinggi dibanding curah hujan dalam kondisi biasanya yang hanya sebesar 47 MM. Limpahan air itulah yang tidak bisa ditampung di sebagian dam yang sudah selesai dibangun. “Makanya kami pertegas lagi bahwa dam harus diselesaikan. Ini mendesak,” katanya, menegaskan.
Sumber : Antara
Caption : Sejumlah alat berat milik PT Bumi Suksesindo | Kompas