Eksplorasi.id – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini sedang melakukan pendataan kembali daerah-daerah berpenghuni yang belum terjangkau listrik, termasuk potensi energi listrik yang bisa dikembangkan.
“Pendataan kembali ini dilakukan untuk kepentingan persiapan program pembangunan kelistrikan, guna mendukung program Indonesia Terang 2019,” kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Boni Marasina di Kupang, Sabtu (19/3).
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan target pemerintah pusat untuk meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 67 persen pada 2019, dan energi yang bisa dioptimalkan untuk mencapai target elektrifikasi tersebut.
Kementerian ESDM menyatakan 67 persen target rasio elektrifikasi melalui program Indonesia Terang, mencakup wilayah Indonesia Timur, atau membentang dari NTB sampai ke Papua. Rasio elektrifikasi di Provinsi berbasis kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini baru tercatat 54,46 persen.
Dia menambahkan, data mengenai daerah yang belum dijangkau listrik di provinsi berbasis kepulauan itu, memang sudah ada tetapi merupakan data lama yang dikirim dari daerah-daerah. “Setelah masalah pertambangan ini diambil alih provinsi, gubernur minta supaya dilakukan pendataan ulang, termasuk pulau-pulau terluar yang belum mendapat akses penerangan,” katanya.
Menurut dia, setelah semua data terkumpul beserta potensi energi listrik yang dimiliki masing-masing daerah, pemerintah akan mengusulkan program pembangunan di masing-masing wilayah. Dia berharap, paling lambat akhir 2016 ini, sebagian program sudah bisa berjalan, sehingga target rasio elektrifikasi pada 2019 bisa tercapai.
Eksplorasi | Antara | Ponco