Eksplorasi.id – Manajemen PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua mengagendakan penjualan BBM jenis Dexlite di Jayapura, dan secara nasional baru diluncurkan pada 15 April 2016.
“Pertamina berkomitmen setahun sekali mengeluarkan produk inovasi, nah kemarin ada Dexlite yang kualitasnya dex dengan harga terjangkau,” ujar General Manager PT Pertamina MOR VIII Eldi Hendry, di Jayapura, Rabu.
“Memang di ‘road map’ mudah-mudahan sampai akhir tahun bisa di Papua, karena sampai saat ini baru di Jabodetabek saja. Kita jangan ketinggalan juga lah, kalau bisa akhir tahun sudah masuk ke Papua, minimal ke Jayapura dulu,” katanya lagi.
Eldi menjelaskan, pihaknya akan terlebih dahulu melakukan sosialisasi agar masyarakat bisa memahami manfaat dari jenis BBM tersebut.
“Dexlite ini produk baru dan konsumennya lebih terbatas. Kami harus tetap mengedukasi masyarakat yang selama ini sudah terbiasa dengan solar yang kualitasnya tidak bagus,” katanya pula.
Ia pun menjelaskan bahwa secara kualitas Dexlite lebih baik dari solar namun perbedaan harganya tidak terlalu tinggi.
“Dengan adanya dex harganya mahal, sehingga penetrasinya kurang, nah Dexlite ini harganya tidak terlalu mahal Rp7.100 per liter. Bertahap kami akan lakukan sosialisasi karena ini seperti Pertalite kebijakan harganya sangat menguntungkan untuk di Indonesia Timur,” ujarnya lagi.
Sebelumnya, PT Pertamina menyatakan varian produk diesel nonsubsidi terbarunya, Dexlite yang pada 15 April 2016 diuji pasarkan di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum, bisa menekan subsidi solar.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang saat dihubungi menjelaskan peluncuran Dexlite yang bertujuan untuk menarik pengguna solar agar beban subsidi negara berkurang, bisa sedikit terhambat karena harga Dexlite terlampau tinggi dibandingkan dengan harga solar.
“Sebetulnya bisa lebih murah kalau harga fatty acid methyl ester atau fame-nya sama dengan harga fame yang dicampur ke solar dengan dibantu oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit, namun fame Dexlite masih menggunakan harga industri,” ujar dia lagi.
Eksplorasi | Tempo | Aditya