Eksplorasi.id – Faisal Basri, ekonom yang juga merupakan mantan ketua Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas, menegaskan bahwa rencana Menteri BUMN Rini Soemarno terkait holding BUMN migas bisa dibilang sesat.
“Holding BUMN itu sesat. Apalagi yang sektor migas di mana PT Pertamina (Persero) mencaplok PT PGN Tbk (Persero). Pertamina masih banyak pekerjaan rumah (PR) untuk memperbaiki good corporate governance (GCG),” tegas dia di Jakarta, Rabu (8/3).
Faisal mengungkapkan, Pertamina secara internal masih banyak carut marutnya. Bahkan, Faisal dengan lugas menyebut bahwa masih banyak mafia di tubuh Pertamina.
“Dari pada bicara holding, lebih masuk akal jika meneruskan rencana PGN yang mengambil alih Pertagas yang notabene anak usaha Pertamina,” ujar dia.
Sebelumnya, pengamat ekonomi Dradjad H Wibowo juga pernah berkomentar, rencana akuisisi PGN oleh Pertamina melalui skema holding energi harus ditinjau ulang.
Pasalnya, kebijakan tersebut membawa dampak negatif terhadap bisnis migas tanah air. Dradjad menjelaskan, rencana merger dan akuisisi biasanya dilakukan ketika harga sedang jatuh.
Hal ini dikarenakan sektor migas adalah sektor yang sangat padat modal sehingga sebagian besar investasi eksplorasi dan eksploitasi dibiayai oleh utang ataupun penempatan dana dari pihak ketiga.
“Ketika harga jatuh, banyak pemain yang mengalami kesulitan likuiditas. Merger dan akuisisi mau tidak mau yang menjadi salah satu solusi utama,” jelas Drajat.
Reporter : Samsul