Eksplorasi.id – PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang optimistis melampaui target 2016 produksi minyak 1.300 barel minyak per hari (bopd) dan 240 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) melalui kegiatan pemboran maupun mengaktifkan kembali sumur lama.
“Kinerja produksi sejauh ini cukup menggembirakan karena selain dari sumur produksi juga reaktivasi empat sumur gas,” kata Field Manager Subang Pertamina EP, Armand M Hukom kepada pers usai peresmian “Rumah Inspirasi” CSR Pertamina EP di Subang, Jawa Barat, Kamis.
Dia mengatakan target produksi hingga akhir 2016 tersebut salah satunya akan disumbang melalui upaya mengaktifkan kembali empat sumur yang sempat ditutup yakni sumur Jati Asri 2, Jati Asri 3, Jati Sinta 1, dan Jati Rimba 1. Diharapkan, keempat sumur ini akan berproduksi pada Oktober atau November mendatang. “Segera. mudah-mudahan dalam 2-3 minggu ini sudah ada kabar,” kata Armand.
Ia mengatakan produksi minyak Field Subang saat ini berada di kisaran 1.200 barel minyak per hari (bopd) atau 102 persen dari target dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan 2016. Sedangkan produksi gas tercatat 240 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau 100,87 persen dari target dalam RKAP 2016 sebesar 237 MMSCFD.
Menurut Armand, status sumur migas aktif di Field Subang saat ini ada 57 sumur produksi dan 7 sumur injeksi yang tersebar di sejumlah area di kawasan Cilamaya, Kabupaten Karawang dan sejumlah kawasan di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Sementara total lapangan Field Subang ada 117 sumur.
Armand menyebutkan minyak dari Field Subang dipasok untuk kilang pengolahan minyak (Refinery Unit) IV di Balongan, Indramayu. Sedangkan gas dipasok ke sejumlah konsumen antara lain PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Pupuk Kujang, dan industri di wilayah Jawa Barat.
Pertamina EP Asset 3 Subang Field juga mengoperasikan dua kilang pemurnian CO2 atau Removal Plant yang berada di Cilamaya dan di Subang. Armand menjelaskan, pembangunan teknologi pemurnian C02 dilakukan karena produksi gas yang dihasilkan dari Field Subang rata-rata mengandung 20 persen CO2. Jika tetap diproduksi, tidak akan ada yang membeli. Karena sesuai regulasi, gas yang boleh diproduksi dan diniagakan yakni yang memiliki kandungan CO2 kurang dari 10 persen.
CO2 Removal Plant di Cilamaya beroperasi sejak 2000 dan didesain untuk menurunkan kadar CO2 dari 40 persen menjadi 5 persen. Gas CO2 yang dikirim ke konsumen PT Samator sebanyak 1.172 mmscfd. Sementara CO2 Removal Plant di Subang beroperasi sejak Oktober 2003 dan didesain untuk menurunkan kadar CO2 dari 23 persen menjadi 5 persen. “Gas CO2 yang dikirim ke konsumen PT Aneka Gas Industri sebesar 1.820 mmscfd,” katanya.
Di luar PT Samator dan AGI, beberapa perusahaan sudah menyatakan keinginan mereka untuk membeli CO2 dari Field Subang. Saat ini tengah dilakukan proses administrasi dan legal yang dilakukan oleh pihak PT Pertamina (Persero). Armand berharap dalam waktu dekat, semua proses legalisasi dan adiministrasi tersebut bisa diselesaikan sehingga nilai tambah dari kegiatan pengurangan emisi CO2 di Field Subang, bisa terus bertambah.
Eksplorasi | Aditya