• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Minggu, Juni 22, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Pertamina Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan di Proyek PPGM

by Eksplorasi.id
6 Juni 2016
in BERITA
0
Pertamina Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan di Proyek PPGM
0
SHARES
199
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero), dalam Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) menggunakan teknologi oksidasi dengan bantuan bakteri yang lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan zat kimia.

“Proyek tersebut juga berperan dalam akselerasi pembangunan daerah dengan penyerapan tenaga kerja lokal, pelatihan dan pengembangan masyarakat lewat Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL),” kata Project Controller PPGM M Rully Yasradi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (06/06).

Keberadaan bioreactor tersebut merupakan bagian dari fasilitas produksi pengolahan asam sulfat (H2S) menjadi Sulfur. “Sampai dengan saat ini, PT Pertamina EP merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang menggunakan teknologi oksidasi dengan bantuan bakteri,” ujar Rully.

Proyek Pengembangan Gas Matindok yang berlokasi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, terdiri atas Central Processing Plan (CPP) Donggi dan CPP Matindok. Menurut Rully, bioreaktor digunakan untuk dua CPP tersebut. “Selain di CPP Donggi, keberadaan Bioreactor ada juga di CPP Gundih, Jawa Tengah,” katanya.

Pengembangan gas di Sulawesi Tengah merupakan proyek yang penting karena akan mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Pembangunan PPGM diyakini bakal meningkatkan kontribusi sektor minyak dan gas bumi dalam menyumbangkan devisa bagi negara dan kemungkinan sebagian untuk substitusi bahan bakar minyak dalam negeri.

CPP Donggi sejak Mei tahun ini mulai menyalurkan gas sebanyak 50 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) kepada PT Donggi Senoro LNG (DSLNG). Gas ini berasal dari delapan sumur di struktur Donggi. Ke depan, CPP Donggi masih dimungkinkan untuk mendapatkan gas dari struktur Minahaki.

Pembangunan CPP Donggi yang menghabiskan anggaran sekitar 300 juta dolar AS tersebut dilakukan PT Rekayasa Industri (Rekind) sejak 2012.

“Pembangunan fasilitas produksi sudah 98,83 persen. Akhir tahun ini diperkirakan sudah full operated oleh Pertamina EP,” kata Rully. Dia menambahkan proses pembangunan CPP Donggi melibatkan sedikitnya 2.000 orang tenaga lokal yang berasal dari Kabupaten Banggai.

Sementara pembangunan CPP Matindok dengan kapasitas 55 MMSCFD sejak 2014 digarap kontraktor konsorsium PT Wijaya Karya (Wika) dan PT Technip Indonesia. Proyek senilai 234 juta dolar AS ini diperkirakan baru akan beroperasi pada kuartal IV 2016.

Menurut Rully, dari 55 MMSCFD gas yang dihasilkan CPP Matindok sebanyak 35 MMSCFD akan disalurkan kepada Donggi-Senoro LNG dan 20 MMSCFD sisanya untuk PT PLN (Persero).

Selain berperan dalam ketahanan energi nasional, Proyek Pengembangan Gas Matindok secara langsung telah berkontribusi pada pembangunan daerah. Saat ini, tercatat sedikitnya total 68 orang tenaga operator yang berasal dari Kabupaten Banggai.

Dari 68 orang tersebut, sebanyak 36 orang bekerja sebagai operator di CPP Donggi dan 32 orang sisanya bekerja sebagai operator di CPP Matindok.

Operator putera daerah tersebut merupakan rekrutmen langsung Pertamina EP di sejumlah Sekolah Menengah Atas di Banggai. Setelah melewati seleksi, mereka diwajibkan menempuh pendidikan selama setahun di Cepu.

 

Eksplorasi / TN

Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Diplomasi, Cara Indonesia Dukung Keamanan Nuklir Global

Diplomasi, Cara Indonesia Dukung Keamanan Nuklir Global

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Mengawal Aturan Khusus Investasi Migas di Laut Dalam

Bisnis Migas Tahun Ini Semakin Kurang Tenaga

9 tahun ago
Lapindo Brantas Belum Lakukan Rencana Pengeboran

Lapindo Brantas Belum Lakukan Rencana Pengeboran

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Profil Singkat Perusahaan yang Kena Sanksi Daftar Hitam oleh Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Data Lokasi Pengeboran Minyak Ilegal di Banyuasin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • FSRU Lampung Terima 1 Kargo LNG dari Tangguh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In