Eksplorasi.id – PT Pertamina Lubricants melalui usaha patungannya di Thailand menargetkan peningkatan penjualan pelumas di pasar ASEAN, khususnya kawasan Indochina, dari 4 juta liter saat ini menjadi 12 juta liter pada 2019.
“Pertamina Lubricants dalam enam tahun terakhir gencar memasarkan produk pelumas unggulannya ke pasar internaional yang hingga saat ini sudah mencapai lebih dari 14 negara,” kata Direktur Penjualan dan Pemasaran PT Pertamina Lubricants, Andria Nusa kepada wartawan di Jakarta, Jumat malam.
Ia mengatakan peningkatan target penjualan hingga 300 persen, menyusul perkembangan menggembirakan atas kinerja pabrik pelumasnya di Thailand.
“Setelah dua tahun beroperasi, Pertamina Lubricants Thailand telah berhasil meningkatkan kinerja secara signifikan baik operasional maupun finansialnya,” katanya.
Saat ini pabrik di Thailand itu sudah memproduksi pelumas industri Pertamina dan telah dipasarkan di Thailand. “Pada tanggal 27 April 2016 resmi dilakukan ‘first shipment’ produk pelumas industri Turalik kepada salah satu konsumen industri di Thailand,” katanya.
Sebagaimana diketahui, pada Desember 2014 Pertamina Lubricants menjadi pemegang saham mayoritas Amaco Production Co Ltd, produsen pelumas di Bangkok, Thailand sebesar 74 persen. Kini perusahaan tersebut telah berubah nama menjadi Pertamina Lubricants Thailand Co. Ltd.
“Akuisisi tersebut merupakan strategi utama perusahaan untuk meningkatkan penetrasi di Thailand maupun Indochina,” kata Andria Nusa.
Pada pertengahan tahun ini, lanjut Andria, pihaknya juga akan meluncurkan produk pelumas otomotif Pertamina Fastron Synthetic Oil untuk pasar Thailand.
“Kedepannya, produk Fastron akan mengisi segmen otomotif di pasar Indochina dan ASEAN yang memiliki potensi pasar sangat baik terutama segmen kendaraan roda dua,” katanya.
Menurut Andria Nusa, Pertamina Lubricants juga akan memperkuat pertumbuhan bisnis anorganik dengan menjajaki langkah akuisisi perusahaan pelumas di sejumlah negara seperti China, Malaysia dan Afrika Selatan.
“Kita sudah lakukan pembicaraan-pembicaraan dengan perusahaan di China meskipun belum bisa disebutkan namanya karena masih dalam tahap kajian dan analisis,” kata Andria Nusa.
Sejumlah langkah anorganik tersebut bertujuan agar Pertamina Lubricants bisa menembus 15 besar perusahaan pelumas terbesar di dunia. “Kita ingin 15 besar di dunia, saat ini posisi kita di 20-an,” kata dia.
Apalagi kondisi ekonomi di dalam negeri saat ini sedang melemah sehingga tidak bisa mengandalkan pertumbuhan organik atau dari pasar yang ada sekarang (existing market).
Ia memprediksi permintaan pelumas di Indonesia akan menurun pada tahun ini menyusul melemahnya sektor migas dimana harga minyak hanya 50 dolar AS per barel.
Meski demikian, hingga akhir tahun ini Pertamina Lubricant menargetkan penjualan sebanyak 475 juta liter. Adapun hingga Mei 2016, anak usaha PT Pertamina (Persero) di segmen pelumas ini sudah menjual 200 juta liter.
Eksplorasi | Aditya | antara