Eksplorasi.id – Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha akan mempertanyakan kepada manajemen PT Pertamina (Persero), perihal mundurnya perseroan mengakuisisi sebagian saham Blok West Qurna 2 yang berada di Irak.
“Saya akan tanyakan dalam waktu dekat ini. Jangan sampai Pertamina mundur karena adanya kongkalikong,” kata dia kepada Eksplorasi.id di Jakarta, Rabu (24/8).
Anggota dewan dari Fraksi Partai Golkar ini menambahkan, Blok West Qurna 2 merupakan salah satu blok yang sangat potensial di dunia. Pasalnya, blok tersebut memiliki cadangan minyak yang relatif jumbo.
“Apalagi ini merupakan blok darat (onshore), di mana agak mudah mengoperasikannya. Dan, yang diakuisisi oleh Pertamina ini merupakan perusahaan besar, bukan perusahaan sembarangan. Alasan mundurnya Pertamina juga tidak jelas,” ujar dia.
Satya berpendapat, pihaknya sebelumnya sudah berbicara kepada manajemen Pertamina perihal sejumlah langkah investasi perseroan di luar negeri.
“Semua pasti melalui proses uji kelayakan (due diligence). Saya paham Pertamina harus mengeliminir risiko. Tapi blok ini beda dengan yang sudah diakuisi Pertamina sebelumnya, yakni perusahaan asal Prancis, Maurel & Prom, di mana Pertamina hanya membeli induk usahanya (holding), bukan aset,” jelas dia.
Seperti diberitakan Eksplorasi.id sebelumnya, Pertamina akhirnya batal mengakuisisi Blok West Qurna 2. Pertamina memilih mundur tanpa alasan yang jelas. Padahal, PricewaterhouseCoopers (PwC) sudah melakukan audit finansial dan laporannya baik serta positif pada Oktober 2015 atas biaya Pertamina.
Baca juga :
- West Qurna 2, Pertamina Gagal Miliki Salah Satu Blok Migas Terbesar di Dunia
- Mundur dari West Qurna 2, Sikap Pertamina Dianggap Aneh
Semula, Pertamina akan mengakuisisi 30 persen saham LukOil, perusahaan asal Rusia, yang kini memegang 75 persen saham di Blok West Qurna 2.
Saat ini, komposisi pemegang saham blok tersebut adalah, Iraqi South Oil Company (perusahaan BUMN Irak) dan konsorsium termasuk LukOil yang memiliki 75 persen saham, perusahaan asal Irak bernama National Iraqi North Oil Company (25 persen), dan StatOil memiliki 18,75 persen saham sebelum saham tersebut akhirnya pada Mei 2012 dialihkan ke LukOil.
Comments 1