Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) dinilai siap dari berbagai aspek untuk mengelola Blok Mahakam di Kalimantan Timur, secara mandiri pasca berakhirnya kontrak PT Total E&P Indonesie, pengelola saat ini, pada akhir 2017.
“Masa tidak percaya sama Pertamina. Saya pikir Pertamina sudah siap dari berbagai sisi, termasuk dari sisi pendanaan,” kata anggota Komisi VII DPR dari Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir di Jakarta, Selasa (28/06).
Pendapat sama diungkapkan Harry Poernomo, anggota Komisi VII DPR dari Partai Gerindra. Menurut dia, Pertamina sudah pasti siap untuk mengelola sendiri Blok Mahakam. Namun yang harus diperhatikan adalah risiko yang dihadapi jika mengelola sendiri.
“Jika memang mungkin, lebih baik patungan dengan pemain lama agar bisa bagi risiko,” ungkap Harry.
Manajemen Pertamina menegaskan tidak akan menunggu keputusan operator existing, yakni Total E&P dan Inpex Corporation, untuk ikut bergabung dalam pengembangan Blok Mahakam setelah kontraknya berakhir dan beralih ke Pertamina pada akhir 2017.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menegaskan, Pertamina tidak terpengaruh keputusan Total dan Inpex dan tetap akan melanjutkan proses transisi alih kelola dan menjaga performa Blok Mahakam. “Total dan Inpex ikut atau tidak? Ya Mahakam jalan terus. Blok Mahakam itu kan sudah jadi tugas Pertamina,” tegas Dwi.
Kontrak pengelolaan Blok Mahakam yang dimiliki PT Total EP Indonesie dan Inpex Corporation akan berakhir Desember 2017. Pemerintah memutuskan menyerahkan hak pengelolaan 100 persen Blok Mahakam kepada Pertamina.
Namun pemerintah mengizinkan Pertamina menggandeng Total dan Inpex sebagai mitra. Sebab, dua perusahaan migas ini sudah berpengalaman mengelola blok di Kalimantan Timur. Tapi, kepemilikan Total dan Inpex di Blok Mahakam dibatasi maksimal 30 persen saham.
Pertamina memberikan waktu hingga Juni 2016 kepada Total E&P untuk menentukan sikap pasca berakhirnya kontrak pengelolaan Blok Mahakam pada 2017. Jika Total tidak juga memutuskan untuk ikut serta dalam pengelolaan pasca 2017, Pertamina siap mengelola sendiri Blok Mahakam mulai 2018.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro menjelaskan, untuk persiapan pengambilalihan pengelolaan Blok Mahakam setelah 2017, Pertamina sudah membentuk tim transisi.
Tim yang bernama Tim Pengambilalihan Pengelolaan Mahakam (TPPM) ini nantinya memiliki beberapa tugas, mulai dari melengkapi data operasional Pertamina ketika mengelola Blok Mahakam hingga menyiapkan work program and budget (WP&B) 2016 maupun WP&B 2017.
Data Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyebutkan sisa cadangan gas di Blok Mahakam masih cukupbesar.
Sejak ditemukan cadangan pada 1972, diperkirakan masih menyisakan cadangan minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan gas sebanyak 3,8 TCF pada 2017. Dari jumlah tersebut diperkirakan sisa cadangan terbukti gas kurang dari 2 TCF. (Eksplorasi/Ant/Top)