Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) menyiapkan operasi Terminal BBM Tanjung Uban dan Sambu yang terletak di Kepulauan Riau.
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan pengerjaan Terminal BBM (TBBM) Tanjung Uban sudah memasuki tahap finishing alias sudah hampir selesai. Pasalnya, Pertamina masih menunggu komponen dari luar negeri. “Terminal BBM ini kan ada gabungan dari komponen lokal dan internasional. Komponen lokal dari Dumai. Jika keduanya sudah masuk, Insya Allah Januari 2017 bisa beroperasi,” katanya, Minggu (12/12).
Di Tanjung Uban, Pertamina membangun tangki timbun dengan kapasitas sebesar 200.000 KL lengkap dengan Terminal Automation System dan dermaga baru berkapasitas LR 100.000 DWT. TBBM Tanjung Uban dilengkapi dengan fasilitas blending migas yang dapat meningkatkan fleksibilitas pembelian impor produk Premium atau HOMC 92 dan Naphta.
Sementara itu, VP Supply & Distribution PT Pertamina (Persero) Faris Aziz mengatakan TBBM Tanjung akan melayani wilayah Sumatra Utara, sebagian Kalimantan Barat, serta Sulawesi Selatan. “TBBM Tanjung Uban akan melayani kurang lebih ada 20 terminal BBM yang tersebar di wilayah-wilayah tersebut. TBBM Tanjung Uban akan menjadi Super Terminal untuk mendukung ketahanan stok Premium nasional,” ujarnya.
Di sisi lain, Pertamina juga tengah mempersiapkan pengoperasian TBBM Sambu. Berbeda dengan TBBM Tanjung Uban yang difokuskan untuk konsumsi lokal, terminal yang terletak di Pulau Sambu, Kepulauan Riau tersebut diharapkan dapat mendukung bisnis perdagangan minyak perusahaan di wilayah Asia Tenggara di masa mendatang, khususnya untuk jenis bahan bakar mineral fuel oil (MFO) dan high speed diesel (HSD).
TBBM Sambu merupakan Terminal Automation System serta blending untuk produk HSD dan MFO berstandar internasional. Dengan proyek ini kapasitas TBBM Sambu yang telah berdiri sejak 1918 itu akan meningkat hingga mencapai 300.000 kiloliter (KL) dengan dermaga berkapasitas LR 100.000 Deadweight tonnage (DWT). “Pekerjaan TBBM Pulau Sambu sudah mencapai 98%. Kami berharap bisa mengambil beberapa persen market share Singapura yang selama ini menguasai pasar bunker di Asia Tenggara,” pungkasnya.
Reporter : Top