Eksplorasi.id – Manajemen PT PGN Tbk (Persero) usul kepada pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar gas (BBG). Saat ini, harga BBG hanya berada di level Rp 3.100/liter setara premium (lsp).
Perseroan mengusulkan harga BBM dinaikkan menjadi Rp 4.600/lsp. Direktur Komersial PGN Danny Praditya mengatakan, dengan harga BBM saat ini pihaknya mengalami kerugian hampir Rp 1.500/lsp.
“Idealnya kira-kira Rp 4.600 per liter (setara premium). Harga keekonomian Rp 4.600/lsp pun BBG masih lebih murah dibandingkan BBM jenis premium yang harganya sekarang Rp 6.450/liter kata dia di Jakarta, kemarin (Senin, 12/3).
Danny menjelaskan, selain harga BBG yang belum mencapai keekonomian, bisnis BBG yang dijalankan PGN juga masih belum untung karena kendaraan pengguna BBG di Indonesia belum banyak.
“Padahal, bisnis BBG butuh modal besar.Misalnya, untuk satu unit Mobile Refueling Unit (MRU) alias mobil pengisian BBG saja dibutuhkan dana investasi Rp 12 miliar,” jelas dia.
Penjelasan Danny, perseroan berharap pemerintah bisa membantu memperluas penggunaan BBG di sektor transportasi melalui sejumlah kebijakan.
“Kami minta ke pemerintah, kalau kami siapkan infrastrukturnya, pemerintah siapkan marketnya. Jadi kolaborasi positif. Saat ini kami punya 10 SPBG dan lima MRU yang memasok BBG untuk transportasi, mulai dari bajaj, taksi, hingga mobil-mobil pribadi,” ujar dia.
Dia menambahkan, sebanyak 10 SPBG milik PGN yang beroperasi, antara lain SPBG Ancol, SPBG Batam, SPBG Bogor, SPBG Klender, SPBG Lampung, dan SPBG Ngagel.
Kemudian, SPBG Pondok Ungu, SPBG Purwakarta, SPBG Kantor Pusat PGN, SPBG Sukabumi. Sedangkan lima MRU yang beroperasi, yaitu MRU Bandung, MRU Gresik, MRU Grogol, MRU Monas, MRU Pluit.
Menurut Danny, penjualan BBG di 10 SPBG dan lima MRU ini mencapai 7,5 juta lsp setiap tahun. PGN pun menyuplai BBG sebanyak tiga juta lsp ke SPBG Pertamina. “Jika dirata-rata, BBG dari PGN mampu mengurangi impor BBM hingga lima juta liter per bulan,” katanya.
Reporter : Samsul