• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Selasa, Oktober 7, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home GAS

PLN Akui Ada Masalah ‘Bankability’ dan Suplai Gas di PLTGU Jawa 1

by Eksplorasi.id
19 Januari 2017
in GAS
0
Rencana PLN Akuisisi PGE Dipertanyakan DPR

Ilustrasi PLN. |Foto : Istimewa.

0
SHARES
49
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook
Ilustrasi PLN |Foto : Istimewa
Ilustrasi PLN |Foto : Istimewa

Eksplorasi.id – Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso, Rabu (18/1), mengakui bahwa isu bankability, yaitu kelayakan pembiayaan oleh perbankan, menghambat progres pengerjaan megaproyek PLTGU Jawa 1.

Iwan pun mengungkapkan, rencana pasokan gas untuk PLTGU Jawa 1 belum mencukupi untuk 25 tahun beroperasinya pembangkit.

“Pihak kreditur atau pemberi pinjaman kepada konsorsium meminta jaminan yang menyatakan bahwa proyek tersebut akan berjalan,” kata dia.

Penjelasan Iwan kemarin, dalam pembahasan perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/ PPA) mengerucut delapan pokok masalah yang sudah dibahas beberapa kali, diantaranya masalah bankability dan suplai gas.

“Soal bankability menjadi konsen sejak awal, karena kalau proyek tidak bankable akan sulit mendapat pendanaan. Isu bankability dan suplai gas ini menjadi isu kritis suksesnya proyek ini,” kata dia.

Terpisah, diminta pendapatnya, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaen mengatakan, durasi pasokan gas dari PLN tidak mencukupi sepanjang umur proyek 25 tahun.

“Komitmen pasokan gas dari PLN hanya sampai 2035. Ini sesuai amandemen Perjanjian Jual-Beli Gas (PJBG) antara PLN dengan BP Tangguh yang diteken pada 15 Maret 2016. Sedangkan umur megaproyek PLTGU Jawa 1 hingga 2045,” kata dia di Jakarta, Kamis (19/1).

Di satu sisi, jelas Ferdinand, berdasarkan temuan lenders, paling tidak ditemukan lebih dari 90 isu, di mana syarat dan ketentuan (term and condition) tidak sesuai dengan logika bisnis, best practice serta terjadinya inkonsistensi.

“Antarklausul banyak yang tidak align (satu dengan yang lainnya tidak sejalan). Itulah kenapa megaproyek PLTGU Jawa 1 tidak bisa diterapkan (workable) bahkan tidak bankable,” kata dia di Jakarta, Kamis (19/1).

Penjelasan Ferdinand, diduga pihak manajemen PT PLN (Persero) salah perhitungan dalam hal penentuan kapasitas FSRU dalam dokumen tender, mulai dari hal yang basic (mendasar).

Menurut dia, dalam tender megaproyek itu PLN menetapkan pasokan LNG untuk PLTGU Jawa 1 berasal dari Tangguh, dengan desain kapasitas kapal yang dapat diterima oleh FSRU ditentukan sebesar 125.000-155.000 m3.

“Berdasarkan requirement tersebut, maka sesuai dengan logika sederhana, kapal LNG yang digunakan untuk membawa LNG dari Terminal Tangguh ke FSRU adalah tidak lebih besar dari 155.000 m3,” jelas dia.

Ferdinand menambahkan, sementara dalam lima tahun ke depan, kapal-kapal LNG milik Tangguh sudah tidak ada lagi yang sesuai dengab kapasitas tersebut.

“Kapal-kapal LNG Tangguh ke depan akan memiliki kapasitas 170.000 m3. Tentu saja hal ini menjadi contoh yang sangat mudah dicerna oleh publik bahwa bahwa memang proyek ini tidak workable,” ujar dia.

Dia pun berkomentar, hal ini merupakan cacat teknis (mismatch). “Mengapa PLN meminta desain 125.000- 155.000 m3 sementara kapal yang tersedia pada 2020 berkapasitas lebih besar?” tanya Ferdinand.

Berdasarkan informasi yang beredar, imbuh dia, ada indikasi PLN akan meminta peserta lelang untuk memodifikasi FSRU-nya agar match dengan kondisi saat ini. “Kalau sudah begini, siapa yang akan menanggung biaya modifikasi tersebut?” katanya.

Ferdinand berpendapat, tidak hanya sampai di isu kapasitas FSRU, ketidakkompetensian PLN, khususnya di sektor LNG, juga berimbas pada miskalkulasi perhitungan kebutuhan kargo LNG.

“Pola operasi PLTGU Jawa 1 dengan availability factor 60 persen, diduga membutuhkan lebih dari 16 kargo yang disiapkan PLN dari Tangguh,” ujarnya.

Dengan kata lain, lanjut Ferdinand, komitmen LNG PLN tidak cukup untuk mengoperasikan PLTGU Jawa 1 pada basic pola operasinya, karena dibutuhkan minimal 20 kargo LNG.

“Belum lagi kita membahas dari perspektif jangka waktu pasokan LNG dan analisa sistem transportasinya. Hal ini tentu saja menjadi konsen pengembang dan para lenders, dan termasuk isu utama bankability PLTGU Jawa 1,” jelasnya.

Sebelumnya, manajemen PLN pernah menegaskan bahwa pihaknya akan memberi jaminan pasokan LNG untuk PLTGU Jawa 1.

Namun, apabila terjadi gangguan pasokan LNG, PLN tidak akan mengganti kerugian dalam waktu 30 hari sampai PLN mendapatkan LNG pengganti.

“Tentu saja ini merupakan unfair risk allocation dan menjadi isu bankability. Sepertinya terjadi kelalaian PLN dan procurement agent-nya pada saat terjadi perubahan konsep penyediaan gas yang awalnya menjadi tanggung jawab peserta lelang menjadi tanggung jawab PLN,” tegas Ferdinand.

Reporter : Samsul

Tags: headlinePertaminaPLNPLTGU Jawa 1
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Menteri Archandra: Saya Warga Negara Indonesia

Freeport Ajukan Syarat Seabrek, Wamen ESDM: Tidak Ada Negosiasi Lagi!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Proyek Rp 650,55 Triliun Milik Perusahaan AS Mesti ‘Diamankan’ Duet Jonan-Archandra

Proyek Rp 650,55 Triliun Milik Perusahaan AS Mesti ‘Diamankan’ Duet Jonan-Archandra

9 tahun ago
Harga Bahan Bakar Nabati Turun Rp 28 per Liter

Harga Bahan Bakar Nabati Turun Rp 28 per Liter

8 tahun ago

Sering Dibaca

  • Plt. Dirut Pertamina: Itu Bukan Pelepasan Aset, Tapi Pemberian Participating Interest

    Berikut Ini Empat Masalah Besar yang Dihadapi Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Kalteng, Kaya Batubara Tapi Listrik Sering Mati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sekuritisasi Aset Rp 10 Triliun, PLN Miliki Utang Jumbo Hingga Rp 407,5 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Oona Insurance Indonesia Hadirkan Asuransi Penumpang Bagi Pengguna Taksi Listrik Green SM 7 Oktober 2025
  • JTPE Perkuat Penjualan Melalui Ekspor Paspor 7 Oktober 2025
  • Perkuat Portofolio Sektor Infrastruktur Industri & Logistik, Astra Property Selesaikan Akuisisi MMP 7 Oktober 2025
  • UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis 6 Oktober 2025
  • Ini Inovasi Perfect Corp Ubah Cara Konsumen Temukan Sepatu Idaman secara Online 6 Oktober 2025
  • Pasar Apartemen Jakarta Tetap Stabil di Tengah Perlambatan Musiman 6 Oktober 2025
  • Logitech Perkenalkan Keyboard Mekanis Logitech Alto Keys K98M 6 Oktober 2025
  • GIIAS Hadirkan Informasi dan Inovasi Otomotif Terbaru Bagi Pelajar dan Mahasiswa Lewat Education Day 3 Oktober 2025
  • Resmi Dibuka, Deretan Merek dan Kendaraan Terbaru Ramaikan Pameran GIIAS Bandung 2025 3 Oktober 2025
  • Citi Indonesia Dinobatkan sebagai ‘Best Performance Bank’ di Bisnis Indonesia Financial Awards 2025 2 Oktober 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In