Eksplorasi.id – Kota Jayapura, Papua mengalami defisit listrik sebesar 6 Mega Watt (MW) selama tiga hari terakhir ini. Alasannya, salah satu unit pembangkit di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Orya Genyem dengan kapasitas 2 x 10 MW tak berfungsi.
General Manager PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Papua dan Papua Barat, Yohanes Sukrislismono menjelaskan, tidak berfungsinya satu unit pembangkit di PLTA Orya disebabkan oleh kondisi air yang keruh sehingga memperberat beban kerja pembangkit. Yohanes mengungkapkan, pihaknya telah mengoperasikan beberapa pembangkit lain termasuk juga dengan melakukan pemadaman bergilir pada beban puncak di malah hari. PLN menjamin PLTA Orya akan beroperasi secara normal lagi paling tidak dalam sepuluh hari ke depan.
“Itu rusak memang karena kualitas airnya jelek sehingga berdampak ke pembangkit. Kan di sana ada lumpur dan sedimentasi cukup tebal ya tapi pembangkit kita paksakan. Sekarang salah satunya tetap berjalan,” ujar Yohanes, Selasa (10/5).
Direktur Utama PT PLN (persero), Sofyan Basyir menjelaskan bahwa beberapa sistem kelistrikan memang masih mengalami defisit. Pihaknya mencatat, untuk Sumatra masih mengalami defisit 23 persen. Sedangkan defisit juga terjadi di Kalimantan sebesar 14 persen, Sulawesi, dan Nusa Tenggara sebesar 14 persen, serta Maluku, Papua, dan Papua Barat sebesar 12 persen. Hanya Pulau Jawa saja yang tercatat tidak defisit listrik.
Sofyan mengatakan, upaya PLN untuk mengatasi defisit listrik adalah dengan menyiapkan Mobile Power Plant (MPP) dan Marine Vessel Power Plant (MVPP) sebesar 1.440 MW sampai akhir 2017. “Sampe akhir Maret 2016, sudah COD (beroperasi secara komersial) ada 120 MW. Akhir 2016 ada 1.185 MW dan 2017 ada 135 COD tambahan,” ujar Sofyan.
Eksplorasi | Republika | Aditya