Eksplorasi.id – Potensi energi listrik tenaga arus laut Selat Gonzalu di antara Pulau Adonara dan Pulau Flores bagian timur di Kabupaten Flores Timur, mampu mendongkrak rasio elektrifikasi bagi Nusa Tenggara Timur di atas 70 persen.
“Saat ini, gubernur NTT sedang berjuang keras meyakinkan Pemerintah Belanda untuk membangun pembangkit listrik tenaga arus laut Selat Gonzalu di Kabupaten Flores Timur itu,” kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Timur Boni Marasina kepada Antara di Kupang, Sabtu (19/3).
Ia menambahkan, jika pembangkit listrik arus laut itu berhasil dibangun maka ratio elektrifikasi bagi NTT akan terdongkrak naik di atas 70 persen. Hal itu berkaitan upaya pemerintah daerah untuk memenuhi target pemerintah pusat meningkatkan ratio elektrifikasi menjadi 67 persen pada 2019.
Kementerian ESDM menyatakan 67 persen target ratio elektrifikasi melalui program Indonesia Terang, mencakup enam provinsi di Indonesia Timur, yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Rasio elektrifikasi di provinsi berbasis kepulauan ini, baru mencapai 54,46 persen sehingga perlu terus ditingkatkan agar wilayah pemukiman yang masih sulit dijangkau PLN, bisa menikmati penerangan listrik.
Menurut dia, energi listrik dari Selat Gonzalu mencapai 300 Megawatt (MW), dan mampu mensuplay listrik ke seluruh pelosok wilayah di Nusa Tenggara Timur. “Hal yang paling penting ada ketersediaan jaringan yang bisa menghubungkan pulau-pulau di wilayah provinsi ini,” ujarnya.
“Kami juga baru kembali dari Belanda. Ada sinyal positif dan harapan besar Pemerintah NTT agar konsorsium Belanda bersedia dan segera memulai pembangunan,” kata Boni Marasina.
Tim survei dari Tidal Bridge Nederlands sudah dua kali datang ke Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur untuk melakukan studi terhadap potensi energi listrik Selat Gonzalu yang terkenal ganas itu.
Eksplorasi | Antara | Ponco