Eksplorasi.id – Harga minyak global mengalami kenaikan hingga 10 persen pada perdagangan Rabu (30/11). Bahkan, harga minyak pada hari tersebut sempat tembus hingga ke level di atas USD 50 per barel.
Kenaikan harian tersebut merupakan tertinggi pada November 2016. Penyebab kenaikan karena anggota OPEC yang notabene merupakan produsen minyak memutuskan untuk memangkas produksi minyak untuk pertama kalinya sejak 2008.
Produksi minyak anggota OPEC dipangkas untuk mendongkrak harga minyak global yang relatif masih rendah. Sekedar informasi, dalam sebulan terakhir harga minyak tercatat naik hampir lima persen. Namun, diprediksi kenaikan harga minyak hanya sementara.
Seperti diketahui, anggota OPEC merupakan produsen minyak hampir sepertiga dari produksi minyak dunia. Anggota OPEC kemudian sepakat untuk memangkas produksinya sekitar 1,2 juta barel per hari (bph), atau lebih dari tiga persen menjadi 32,5 juta bph. Kesepakatan itu diputuskan dalam pertemuan OPEC di Wina, Austria.
Arab Saudi, negara pemimpin OPEC, setuju bakal memangkas produksi minyaknya hingga 500 ribu bph, menjadi 10,06 juta barel per hari. Kemudian Iran, produsen minyak terbesar kedua di OPEC, pun sepakat memangkas produksi minyaknya 200 ribu bph menjadi 4,351 juta bph.
Rusia yang juga produsen minyak besar dunia non OPEC juga sepakat memangkas produksi minyaknya hingga 300 ribu bph.
Pemangkasan produksi minyak global tersebut membuat harga minyak langsung terkerek naik. Misalnya, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik USD 4,21 per barel atau naik 9,6 persen menjadi USD 49,44 per barel.
Kemudian, harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Januari naik USD 4,09 per barel (8,82 persen) menjadi USD 50,47 per barel.
Reporter : Inka