Eksplorasi.id.Kalangan nelayan mendorong pemerintah menggenjot program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) bagi kapal nelayan tradisional.
Hal itu dilakukan untuk menekan biaya bahan bakar kapal bagi nelayan yang selama ini cukup tinggi.
Wakil Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Yasser Arafat mengatakan program konversi BBM ke BBG bakal efektif mengingat bakal memangkas biaya bahan bakar sebesar 30%.
“Dengan menggunakan BBG, beban nelayan tradisional akan berkurang lantaran harga BBG lebih murah dan aman dibanding BBM jenis solar yang selama ini digunakan,” ujarnya kepada Bisnis.com, Minggu (19/6/2016).
Akan tetapi, persoalan kekhawatiran pasokan gas yang langka masih membuat nelayan enggan berpindah bahan bakar. Maka dari itu, pemerintah perlu terus memacu konversi BBM ke BBG sebagai program nasional.
“Maka tugas pemerintah kalau ini dijadikan program nasional harus memastikan ketersediaan pasokan gas dan konverter dengan harga terjangkau di desa-desa nelayan,” katanya.
Di samping itu, ujarnya, pemerintah perlu melakukan sosialisasi dan pelatihan penggunaan serta pengawasan dalam pelaksanaan secara terus-menerus. Hal ini dilakukan agar program yang direalisasikan terimplementasikan dengan baik.
Sementara itu, kalangan nelayan di Jabar meminta pemerintah menyediakan BBG ketika menggenjot program konversi bahan bakar bagi kapal nelayan.
Presidium Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Jabar Budi Laksana mengatakan pemerintah pernah beberapa kali menggulirkan program konversi BBM ke BBG. Namun, ketersediaan BBG sangat terbatas di lapangan akibatnya nelayan sulit melaut.
“Tentu tidak akan efektif jika penggunaan gas ini tidak diikuti dengan penyediaan terminal pengisiannya,” paparnya.
Kendati pernah ada bantuan, ujarnya, sejauh ini pengalihan BBM ke BBG untuk nelayan belum diwajibkan karena tidak pernah ada sosialisasinya.
Apabila pemerintah ingin melakukan konversi maka perlu diimbangi dengan sarana dan prasarana penunjangnya.
“Jangan sampai ketika program ini dicanangkan untuk seluruh nelayan sarana dan prasarananya tidak akan akan menjadi masalah di kemudian hari,” paparnya.
Eksplorasi | Bisnis | Dian