Eksplorasi.id – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menganggarkan belanja modal hingga US$100 juta atau setara Rp1,42 triliun (Kurs Rp14.218). Nantinya, belanja modal akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis dan pengembangan kapasitas produksi blok minyak dan gas (migas) yang dimiliki di tahun 2021 mendatang.
“Peningkatan produksi ini akan dilakukan pada tiga blok produksi di Buzi, Selat Malaka, dan Bentu dengan pengeboran sejumlah sumur baru,” kata Direktur Energi Mega Persada, Edoardus A. Windoe belum lama ini.
Meski demikian, lanjutnya, perseroan belum dapat memastikan jumlah sumur baru yang akan dibuka perusahaan pada 2021.
Hingga kuartal III/2020, total produksi gas perseroan menjadi 175 juta MMSCFD dari sebelumnya 154 juta MMSCFD pada 2019 lalu. Sementara itu, produksi minyak juga naik 30 persen dari 2.300 barel per hari di 2019 menjadi 3.000 barel per hari pada kuartal III/2020.
Hingga akhir tahun ini, target produksi kemungkinan besar akan tercapai dan diharapkan di tahun 2021 dapat lebih tinggi lagi produksinya. Pada periode yang sama, ENRG juga membukukan kenaikan penjualan sebesar 25% menjadi US$239,09 juta dari US$191,99 juta pada kuartal III/2019.
Di saat yang sama, laba operasi ENRG tumbuh 45% (yoy) menjadi US$ 92 juta. Begitu pula dengan laba bersih perusahaan yang melesat 254% (yoy) menjadi US$ 42 juta di akhir kuartal III-2020.
Kata Edoardos, perbaikan kinerja keuangan perseroan didukung oleh kenaikan produksi minyak dan gas di sepanjang tahun ini. “Blok Malacca Strait berkontribusi terhadap sebagian besar total produksi minyak ENRG, sedangkan Blok Bentu dan Kangean masih mendominasi total produksi gas perusahaan Grup Bakrie tersebut. Kedepan tren yang positif ini dapat berlangsung di masa depan,” tutupnya.
Informasi saja, pada semester I/2020, perseroan berhasil menyelesaikan pengeboran tiga sumur di Blok Malacca Strait. ENRG juga telah menyelesaikan pengeboran satu sumur dan sedang melanjutkan pengeboran satu sumur lainnya di Blok Buzi EPCC di Mozambik, Afrika.