Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) akan membuka tender pasokan minyak mentah tambahan sebagai bahan baku produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) di kilang (Refinery Unit/RU) VII Kasim, Kabupaten Sorong. Tambahan pasokan dibutuhkan akibat minyak Petrochina International Ltd semakin menurun antar periode.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pasokan minyak dari blok Kepala Burung milik Petrochina pada awalnya berjumlah 9 ribu barel per hari (bph). Namun saat ini pasokan hanya tinggal 5 ribu bph. Hal itu, tambahnya, berdampak pada penurunan kapasitas terpasang kilang.
“Ketika kilang beroperasi di kapasitas yang rendah, maka efisiensinya juga ikut rendah. Makanya, kami pikirkan bagaimana untuk mendapatkan crude yang lebih banyak supaya produksinya bisa berjalan lebih optimum,” jelas Dwi di Sorong, Minggu (1/5).
Ia menambahkan, kini kilang Kasim hanya bisa memproduksi BBM 7 ribu bph, padahal kapasitas maksimal bisa mencapai 10 ribu bph. Dari jumlah tersebut, sebanyak 20 persen diproduksi untuk Premium, 45 persen diproduksi untuk Solar, dan sisanya digunakan untuk residu pengolahan minyak yang biasanya dieskpor ke China dan Malaysia.
Mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk menilai tambahan pasokan ini sangat penting karena ia ingin kilang Kasim juga bisa memproduksi minyak yang berdaya jual tinggi. Ia berharap nantinya Pertalite juga bisa diproduksi di kilang tersebut, namun saat ini terkendala akibat jumlah pasokannya tak memadai.
Dwi mencatat saat ini pasokan BBM dari kilang Kasim hanya bisa memenuhi 12 persen pasokan kebutuhan Papua. Padahal, seharusnya kilang ini seharusnya bisa mencukupi 30 persen kebutuhan BBM Papua.
“Ini yang perlu dipikirkan, bagaimana meningkatkan motivasi karyawan, bagaimana mencari jalan keluar agar kinerja efisiensinya lebih bagus. Apakah memungkinkan ada langkah-langkah untuk meng-upgrade kilangnya juga,” tambahnya.
Eksplorasi | CNN | Aditya