Eksplorasi.id – PT Timah Tbk (TINS) menyatakan telah mengeluarkan untuk biaya eksplorasi sebesar Rp97,40 miliar dan biaya investasi Rp785,00 juta untuk kegiatan Juli 2019.
“Eksplorasi dilakukan perseroan berupa kegiatan pemboroan rinci di perairan Bangka dan perairan Kundur. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan lima unit kapal bor dengan total meter bor sebanyak 3.839 meter,” tulis perseroan diketerangan resminya, Senin (12/8/2019).
Selanjutnya, pada Juli 2019, kegiatan eksplorasi di darat meliputi geogmagnet, core logging, percontohan core, pengukuran grid bor, dan pemboran timah primer di pulau Bangka dan Belitung dengan total meter bor sebanyak 3.382 meter.
TINS mengungkapkan rencana eksplorasi pada Agustus 2019 yakni melakukan evaluasi dan melanjutkan kegiatan bulan sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan Timah, Abdullah Umar Baswedan menjelaskan bahwa volume penjualan refined tin perseroan mencapai 31.000 ton pada semester I/2019. Pencapaian itu tumbuh 144% dari 12.700 ton periode yang sama tahun lalu.
“Faktor pendongkrak penjualan yakni adanya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 11 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan, dan Pelaporan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara,” kata Abdullah.
Beleid itu, lanjutnya, mensyaratkan perseoan tambang memiliki competent person untuk pelaporan cadangan tambang yang menjadi basis untuk rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB).
“Perseroan mampu membuktikan asal usul cadangan bijih timah sehingga mampu menyusun RKAB bagi izin usaha pertambangan (IUP) yang dimiliki,” tungkasnya.
Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan laba sebesar Rp 1,2 triliun. Untuk mencapai target tersebut, TINS menetapkan beberapa strategi.
Pertama, meningkatkan cadangan timah yang berada di di tambang timah yang memiliki IUP dan fokus pada aktivitas penambangan di lokasi yang cadangannya relatif mudah.
Kedua, percepatan produksi bijih timah menjadi logam melalui peningkatan kapasitas, produktivitas, efektivitas, dan efesiensi.
Ketiga, perusahaan akan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penjualan kepada target pasar dunia potensial.
Keempat, menigkatkan besar modal kerja yang murah untuk menunjung keseluruhan aktivitas operasinal bisnis. Perusahaan juga berencana untuk mengembangkan teknologi Ausmelt untuk memproses kadar bijih timah antara 40-50%.