Eksplorasi.id – Aksi pembajakan kapal tongkang Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf berbuntut panjang bagi aktivitas bisnis. Sejumlah aktivitas pengiriman barang melalui jalur laut ke Filipina terganggu. Salah satu yang merasakan dampak tersebut adalah PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
Saat ini, manajemen PT Bukit Asam menunda aktivitas pengiriman kapal tongkang berisi batubara ke negara beribukota Manila tersebut hingga Agustus 2016. Penundaan tersebut berlaku sampai ada kepastian keamanan dari Pemerintah Filipina. Tak bertindak sepihak, Bukit Asam mengaku keputusan tersebut, mereka ambil berdasarkan kesepakatan dengan pembeli alias end user.
“Kami akan lakukan perubahan jadwal, harusnya ekspor dipatok pada bulan Mei jadi penjadwalan akan dilakukan pada bulan Agustus,” tutur Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk, Joko Pramono, Senin (25/4). Namun, Bukit Asam juga tak mau duduk termenung menunggu pasar Filipina kembali aman. Sembari menunggu kabar baik, perusahaan tersebut mengalihkan pengiriman batubara pada periode Mei yang sedianya dikirim ke Filipina tadi, ke Hong Kong. Hanya saja, Bukit Asam tak berbagi informasi mengenai volume pengiriman batubara ke Hong Kong. Tak ketahuan pula nilai ekspor atas pengiriman batubara itu.
Pengalihan negara tujuan ekspor yang dilakukan oleh Bukit Asam tersebut sejalan dengan tindakan pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghentikan sementara aktivitas ekspor ke Filipina. Sebagai gantinya, tujuan ekspor batubara Indonesia beralih ke negara lain, seperti Thailand dan Hong Kong.
Eksplorasi | Kontan | Aditya