Eksplorasi.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menegaskan, penggunaan potensi gas sebagai bahan bakar industri petrokimia akan menghidupkan industri petrokimia di Indonesia.
Menurut dirinya, langkah itu juga bisa mengurangi ketergantungan impor. Saat ini Indonesia masih ketergantungan impor produk petrokimia yang bernilai sekitar US$ 12-14 miliar per tahunnya.
“Kita impor produk petrokimia sampai sekitar US$ 12 sampai US$ 14 miliar. Jadi kalau kita jual gas sebetulnya kita rugi lahkalau hanya menjual gas,” tuturnya.
Rizal menjelaskan, sebagai negara penghasil gas, Indonesia bisa seperti Taiwan yang menjadi pemain petrokimia ketiga di dunia. Padahal negara itu tidak memiliki gas. Industri petrokimia Taiwan kreatif untuk mengubahnya menjadi bahan plastik.
“Sama dengan Taiwan, dia itu industri pemain petrochemical ketiga di dunia. Tidak ada gasnya. Gas nya dari kita,” ungkap Rizal.
Rizal menambahkan, Pemerintah harus mengubah paradigma yang selama ini ada yakni gas untuk kebutuhan ekspor menjadi gas sebagai penggerak ekonomi.
Eksplorasi | Aditya | Antara