Eksplorasi.id – Sepanjang tahun lalu terjadi 35 kali unplanned shutdown atau gangguan operasi di kilang milik PT Pertamina (Persero).
Direktur Pengolahan Pertamina Toharso dalam jumpa pers di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Selasa (24/1), mengatakan, gangguan operasi tersebut terjadi disebabkan kurangnya perawatan (maintenance) terhadap kilang-kilang minyak tersebut.
Misalnya Kilang Balikpapan yang sempat mengalami gangguan operasi. Saat itu terjadi suara gemuruh yang timbul dengan api yang tinggi akibat adanya pelepasan tekanan yang berubah untuk keperluan keamanan.
“Ini terjadi karena kondisi kilang yang sudah tua, sehingga harus dilakukan maintenance atau turn around. Kilang ini harusnya diservis pada 2015. Namun pada 2016 juga tidak ada maintenance terhadap kilang tersebut,” jelas dia.
Penjelasan Toharso, uplanned shutdown disebabkan kilang yang sudah tua atau maintenance kilang tidak tertib atau peralatannya konsisten. “Kalau diibaratkan mobil, ini harus sudah ganti aki. Tugas saya mengurangi unplanned shutdown pada tahun ini,” ujar dia.
Menurut Toharso, potensi kehilangan dari 35 kali gangguan operasional tersebut mencapai USD 70 juta atau setara Rp 933 miliar (kurs Rp 13.328).
Namun dia enggan hal itu sebagai kerugian pendapatan, karena hal seperti ini telah diperhitungkan sebelumnya. “Kalau unplanned shutdown terlalu makan waktu yang banyak, pasti akan merugikan. Kerugian ini untuk marjin kilang sendiri. Jangan disamakan dengan kerugian perusahaan,” kata dia.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menambahkan, problem yang terjadi pada kilang saat ini sedang diatasi. Saat ini Pertamina terus meningkatkan upaya perawatan.
Ini dia daftar gangguan kilang milik Pertamina selama dua bulan berdasarkan data dari Pertamina:
2 Desember 2016
Kilang Balikpapan: Terjadi emergency shutdown karena power failure. Berdampak ke operasi Crude Destillation Unit (CDU) IV, CDU V, Hydrocracking Unit (HCU) B, HCU A, dan Platforming (PL). Seluruh operasi kembali normal pada 25 Desember.
4 Desember 2016
Kilang Balongan: Dilakukan penyetopan suplai bahan baku kilang (cut out feed) pada unit Residue Catalytic Cracking (RCC) –pengolah residu minyak. Unit start up kembali mulai 5 Desember.
7 Desember 2016
Kilang Dumai: unit HCU 211 dan HCU 212 mati karena gangguan pada Uninteruptible Power Supply (UPS). Unit beroperasi kembali pada 9 Desember.
11 Desember 2016
Kilang Balikpapan: Unit HCU B stop operasi karena ada masalah pada Recycle Gas Compressor. Unit start up mulai 12 Desember, dan beroperasi normal mulai 15 Desember.
17 Desember 2016
Kilang Dumai: Unit Destillate Hydrotreating (DHDT) setop operasi karena tube convection section furnace bocor. Unit beroperasi normal pada 22 Desember.
20 Desember 2016
Kilang Plaju: Unit FCCU beroperasi normal kembali, molor dari target semula 12 Desember. Unit CDU VI juga beroperasi normal, terlambat dari jadwal semula 28 November.
25 Desember 2016
Kilang Kasim: Unit CRU mati karena kegagalan operasi K-0-01B. Sedangkan Unit CDU dan NHT mati karena kendala supply fuel gas ke heater. Pengoperasian normal mulai 26 Desember.
15 Januari 2017
Kilang Balikpapan: Terjadi emergency shutdown karena power failure. Penyebabnya, line MP Steam bocor. CDU IV dan CDU V normal pada 16 Januari. Sedangkan Unit Platforming serta HCU A dan B normal kembali pada 19 dan 21 Januari 2017.
Reporter : Samsul